Dari Jepang Kawal MoU MIP, Gubernur HL Minta Doa Masyarakat “Par Maluku Pung Bae”

Osaka, Jepang – Dengan senyum ramah dan semangat yang terpancar di wajahnya, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa tiba di Osaka, Jepang, Senin (6/10/2025), setelah menempuh perjalanan panjang dari Jakarta sejak Minggu malam.

Mengenakan jas hitam lengkap dengan dasi berwarna merah, Gubernur selain menyaksikan secara langsung penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Shanxi Sheng’an Mining Co., Ltd. dari Tiongkok dan PT Indonesia Mitra Jaya (IMJ), yang akan berkolaborasi dalam studi kelayakan awal (Pre-Feasibility Study/Pre-FS) untuk proyek raksasa Maluku Integrated Port (MIP), sebuah pelabuhan terpadu yang telah lama menjadi dambaan masyarakat Maluku.

Selain itu juga Gubernur juga hadir dalam World Expo 2025 Osaka, dimana Bappenas (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas) memegang peran penting dalam Paviliun Indonesia, seperti Business Forum dan Indonesia National Day, sebagai panggung untuk menarik investasi, mempromosikan pembangunan berkelanjutan,

“Mohon doa semua masyarakat Maluku, supaya semua berjalan sukses. Ini semua demi Par Maluku Pung Bae,” ujar Gubernur Lewerissa.

Momentum “Pecah Telor” Proyek Strategis Nasional

Kunjungan Gubernur Lewerissa ke Jepang menjadi momentum penting yang menandai langkah konkret realisasi proyek Pelabuhan Terpadu Maluku (MIP), yang selama ini menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).

Sebelum berangkat, dalam keterangannya di Ambon beberapa waktu lalu, Gubernur menyampaikan optimismenya terhadap prosesi ini.

“Momentum ini akan dilakukan oleh investor untuk penandatanganan MoU. Sebagai Pemerintah Provinsi Maluku yang berinisiatif membangun proyek ini, kami menyambut dengan sukacita rencana tersebut,” ungkapnya saat mendampingi Menteri Kesehatan di RSUP dr. J. Leimena, Jumat (3/10/2025).

Menurutnya, MoU ini bukan sekadar seremoni, melainkan titik awal yang menandai keseriusan investor dan pemerintah dalam membuka gerbang kemajuan ekonomi Maluku.

Bagi Gubernur Lewerissa, perjalanan ke Jepang bukan hanya urusan diplomasi investasi, tetapi juga perjuangan panjang untuk membuka jalan pembangunan yang adil bagi daerah kepulauan. Ia menyebut proyek MIP sebagai simbol harapan baru bagi pemerataan ekonomi dan konektivitas antarwilayah di Maluku.

“Oleh karena itu, saya berharap dukungan semua pihak, baik pemerintah pusat maupun seluruh stakeholder di Maluku. Infrastruktur yang telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional ini harus kita kawal bersama sampai terealisasi,” tegasnya.

Pos terkait