Ambon, Maluku Post.com – Wakil Gubernur (Wagub) Maluku Zeth Sahuburua membuka secara resmi sidang Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) ke-37 yang berlangsung di Gereja Marantha, Ambon, Minggu (24/01).
Dalam sambutannya, Sahuburua katakan Sidang Sinode yang dilaksanakan merupakan hal penting dalam memelihara denyut nadi pelayanan GPM agar terus dialiri mata air kehidupan oleh Yesus Kristus. Sehingga setiap pelayanan di seluruh wilayah GPM akan tetap bertumbuh dan menghasilkan buah, dengan menempatkan Tuhan sebagai pusat dari aktifitas manusia.
Dijelaskan Sahubura, Kitab Yohanes pasal 15 ayat 16 “Kamu yang memilih aku, tetapi akulah yang memilih kamu dan aku telah menempatkan kamu supaya kamu pergi menghasilkan buah dan buahmu itu tetap”, hal ini merupakan panggilan mulia dan mesti dipenuhi oleh para Pendeta dan hamba Tuhan peserta persidangan.
Olehnya itu dirinya mengajak seluruh peserta persidangan untuk senantiasa bersyukur kepada Tuhan yang terwujudnya melalui persidangan ke-37 Sinode GPM. Menurutnya, sebagai bagian dari masyarakat Maluku dan bagian dari semangat kemitraan antar umat beragama, dirinya mengajak seluruh jajaran GPM untuk bersama-sama menata kehidupan anak-anak Negeri Maluku.
Dilain sisi, problem kemanusiaan yang selalu menjadi sentral di banyak Negara adalah kemiskinan. Kemiskinan ibarat momok yang selalu menghantui masyarakat seiring dengan krisis yang berkepanjangan.
“Saya yakin GPM juga sementara menghadapi hal yang sama, GPM terus berjuang melawan kemiskinan, sebab kemiskinan harus dikeroyok oleh semua komponen bangsa agar dapat ditekan perkembangannya,”ujarnya.
Menurut Sahubura, kemiskinan sangat dekat dengan ketidakadilan, yang berbanding lurus dan dapat saling menguatkan dan saling menihilkan. Artinya bila ketidakadilan diperbaharui maka kemiskinan dapat juga diperbaiki. Sebaliknya, kemiskinan adalah sisi anomali ditengah-tengah upaya untuk menciptakan kesejahteraan. Oleh sebab itu, kemiskinan mesti dipandang sebagai bagian yang masih sakit dari struktur bangunan perekonomian dan proses membangun bangsa ini, dan hal ini mesti di obati.
“Memang tidak mudah mengurangi kemiskinan, sebab membutuhkan penanganan tepat komprehensif dan berkelanjutan. Terlepas dari hal tersebut, pemerintah dan rakyat Indonesia termasuk di Maluku senantiasa diperhadapkan dengan ancaman radikalisme dan terorisme dan narkoba serta makin meluasnya penyebarannya HIV/AIDS. Aksi-aski tersebut telah hadir di ruang publik dan mesti diperhadapkan langsung.”ungkapnya.
Ditambahkan pula, yang menarik adalah slogan orang Maluku adalah hidup orang basudara, sejak dulu dikenal dengan jiwa toleransi yang tinggi. Hal ini sejalan dengan tema yang diangkat dalam sidang sinode kali ini, “Allah kehidupan tuntunlah kami untuk membelah dan merawat kehidupan”, ada beberapa pesan teologis untuk dikronkitkan dalam perjalanan GPM masa kini dan masa yang akan datang, yaitu GPM mengakui kedaulatan mutlak kedaulatan Tuhan sebagai konkrit kehidupan untuk dunia, GPM tunduk dan taat terhadap pemimpin umat sehingga terpatri komitmen dan ketulusan melayani umat dan dunia, serta mengisi arti kehidupan bersama dengan tindakan kebaikan dan bahwa GPM memiliki spritualitas yang kuat dalam memelihara, menjaga dan merawat kehidupan dengan menjadikan Tuhan sebagai sumber kehidupan.
“Lebih dari itu GPM tampil mendeklarasikan diri sebagai penyalur berkat menuju kehidupan yang semakin berkualitas secara bersama-sama dengan seluruh elemen bangsa lainnya. Olehnya itu, melalui sidang sinode ini dapat memilih pemimpin yang mempunyai kualitas, dedikasi, disiplin dan loyalitas untuk membangun bangsa ini, membangun GPM agar kita duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa yang ada di dunia khususnya di Indonesia.” pungkasnya.
Sahuburua mengungkapkan Pemda akan siap membangun koordinasi dan kerjasama yang baik bukan hanya sebatas dengan kepengurusan yang baru, tetapi dengan para pelayanan dan jemaat GPM pada semua tingkatan. Dan selalu komitmen untuk terus mengalang kekuatan social dalam masyarakat agar bersatu padu memberi kemajuan bagi Maluku yang sama kita cintai.
“Apapun kondisinya Maluku membutuhkan GPM yang tulus melayani sesama dan GPM mampu membela seluruh kehidupan dengan seluruh eksistensinya yang dimiliki dan GPM bersedia merawat kehidupan dengan kasih dan ketulusan sebagai diteladani oleh Yesus Kristus,”tegasnya. (MP-7)