Langgur, Malukupost.com – Sejumlah mahasiswa-mahasiswi pelaku perjalanan asal Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) yang kini sementara menjalani Karantina Mandiri, harus menahan diri untuk bertemu dengan orang tua maupun keluarga lainnya.
Program isolasi mandiri selama 14 hari, yang telah menjadi Prosedur Tetap (Protap) bagi para pelaku perjalanan yang berasal dari daerah yang terpapar Covid-19, harus dijalani tanpa tawar-menawar.
Terpisah 14 hari dari keluarga (orang tua) dalam situasi seperti ini merupakan sebuah pengalaman menyedihkan bagi sejumlah mahasiswa-mahasiswi yang kini berada di lokasi Karantina Mandiri.
Hal tersebut, dirasakan pula oleh si kembar, Anisah dan Amisah Keledar, yang merupakan mahasiswi Semester 6 pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ambon.
Si kembar yang merupakan anak dari Ismail Keledar (ayah) dan Awia Rettob (ibu) tersebut, selama 14 hari kedepan harus menahan rasa rindunya untuk bisa bertemu dan memeluk orang tuanya.
Kepada media ini di posko karantina mandiri yang berlokasi di ohoi (desa) Ohoibadar, Kecamatan Hoat Sorbay pada hari Sabtu (4/4/2020), si kembar ini tidak mampu menahan rasa sedih, karena sejak tiba di lokasi tersebut, mereka belum bisa bertemu dengan orang tuanya.
“jujur memang ada rasa sedih sekali, karena sejak kami datang disini belum bisa bertemu orang tua kami apalagi memeluk mereka,” ungkap Anisah sambil mengusap air matanya.
“kami rindu sekali, tapi mau buat apa, kami harus jalani 14 hari terpisah dulu dengan mereka,” tambahnya.
Anisah menjelaskan, meskipun ada rasa sedih, tapi dirinya juga bersyukur karena hingga saat ini Allah masih menjaga dan melindunginya bersama saudara kembarnya.
“walaupun kami sedih karena tidk bisa bertemu orang tua kami, tapi kami bersyukur karena Allah masih menjaga dan melindungi kami hingga kini,” tandasnya.
Terkait perhatian pemerintah daerah Malra kepada para pelaku perjalanan di karantin mandiri, mereka sangat beryukur atas perhatian Pemda.
“kami senang, dan bersyukur karena ada perhatian dari Pemda, dan juga bantuan dari pak bupati. Bantuan ini bisa membantu kami semua yang ada di karantina sini. Terima kasih pak bupati,” pungkasnya sambil menangis. (MP-15)