HUT Kota Masohi ke-66 Molor Tanpa Selayang Pandang

IMG 20231103 WA0040

Masohi, MalukuPost.com – Upacara peringatan HUT Kota Masohi ke 66, Jumat 3 November 2023 molor dari jadwal yang ditetapkan panitia penyelenggara.

Puncak peringatan HUT sedianya digelar pada pukul 09:00 WIT, ditunda sekira dua jam dan baru berlangsung pada pukul 11:00 WIT.

Tertundanya upacara itu karena menunggu kehadiran Gubernur Maluku  Murad Ismail bersama rombongan dari Ambon.

Sejumlah tamu undangan termasuk para siswa sekokah pendukung acara mengeluh akibat ditundanya upacara dimaksud, mengingat cuaca di lokasi upacara sangat panas.

Para siswa pendukung Tari Maku-Maku berjumlah ribuan itu sudah tiba di lapangan Nusantara sejak pukul 07:00 WIT.

“Kalo tau upacara tunda, labe bae katong datang jam sepuluh,” cetus salah satu siswa, saat itu bergerombol dengan temanya sesama siswa.

Sekira pukul 11:00 WIT Gubernur Murad didampingi Ketua TP-PKK Provinsi Maluku, Widya Pratiwi Murad didampingi Pejabat Bupati Rakib Sahubawa Maluku Tengah, Pejabat Sekda, Jauhari Tuarita tiba di lokasi upacara.

Pantauan MalukuPost.com Upacara diawali penyerahan Pataka dari Raja Amahai, Frederick Hallatu  kepada Pejabat Bupati Rakib Sahubawa selaku Upu Latu Maluku Tengah.

Sayangnya upacara peringatan HUT ke-66 itu, tidak disertai dengan pembacaan selayang pandang sejarah berdirinya Kota Masohi  yang peletakan batu pertama dilakukan oleh Presiden RI Ir.Soekarno.

Hilangnya pembacaan selayang pandang yang menjadi cikal bakal  berdirinya kota Masohi dalam susnan acara upacara, jadi pembicaraan hangat  beberapa tamu undangan usai upacara dihelat.

“Sepanjang HUT kota Masohi, baru tahun ini tidak dibacakan selayang pandang  sejarah kota Masohi. Penjabat Bupati yang nota bene sebagai Upu Latu Maluku Tengah juga tidak memakai pakaian kebesaran, malah sebaliknya pakai baju biru, ini ada apa,” kata salah satu undangan.

Bukan saja itu, peringatan HUT tahun ini juga mengalami degradasi warna. Lasimnya warna  merah dan hitam identik dengan pakaian adat di Maluku Tengah, kenyataanya  berubah total menjadi biru.

Perubahan warna ini juga mendapat sorotan. Karena selain Pejabat Bupati, Pejabat Sekda, termasuk Pimpinan OPD lingkup Pemkab Maluku Tengah menggunakan pakaian bairu.

Pantauan di lapangan beberapa siswa pendukung acara terjatuh akibat tidak kuat menhan panas dan dilarikan ke rumah sakit dengan mobil Ambukance.

Bernarkah HUT Kota Masohi  By Design By Order?

Nuansa perayaan HUT Kota Masohi ke-66 kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan itu terlihat jelas dari sejumlah asesoris didominasi warna biru langit terpajang di setiap sudut kota mulai dari baliho, trotoar hingga landasan jalan masuk Pandopo kediaman dinas Bupati, di Jalan Kapitan Pattimura.

Munculnya warna biru ldi seantero kota yang  ground breaking-nya oleh Presiden RI Ir. Soekarno 3 November1957 itu mengundang tanya berbagai kalangan, karena dianggap fenomal dari segi pewarnaan.

Banyak kalangan menilai HUT tahun ini, by design by order,  dan ada campur tangan orang kuat yang turut mendesain pewarnaan memanfaatkan momen HUT Kota Gotong Royong itu, salah satunya Ketua LSM Pukat Seram Maluku Asyatri.

Asyatri menilai degradasi warna adat yang identik dengan merah hitam ke biru jelang HUT kota Masohi, terselip pesan politik salah satu partai politik

“Membirukan kota Masohi menjelang HUT Kota,tentu membawa pesan politik yang sangat kuat dari salah satu partai yang hari ini digandeng oleh kekuasaan untuk maju sebagai calon anggota legislatif untuk DPRI Dapil Maluku itu bukan lagi rahasia umum,” ujarnya.

Asyatri menduga ada desain dan pesan jelang HUT tahun ini Apalagi belakangan isu yang santer berkembang, kalau moment HUT kota tahun ini,  jadi ajang promosi salah satu calon anggota DPR RI.

Dugaan by design by order, tidak saja terlihat dari nuansa biru tersebut tidak lepas adanya promosi dukungan sudah masuk sampai ke dinas di lingkup Pemkab Maluku Tengah.

“Katakanlah kalau bukan desain atau orderan lalu kenapa semua baliho warnanya biru. Secara estetika warna biru putih yang dipakai di  masohi hari ini, itu bukan masalah tapi secara politik itu masalah,” tandasnya.

Pos terkait