Tekan Inflasi, Pemkab Malteng Stabilkan Harga Komoditi

Picsart 23 08 31 22 33 01 723 jpg

Masohi, Maluku Post.com, – Pada Kamis, 1 Februari 2024 lalu,  Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku dalam rilisnya mencatat, Provinsi Maluku mengalami inflasi year on year (y-on-y) sebesar 4,12 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,84 pada Januari 2024.

Penyumbang inflasi tertinggi adalah Kabupaten Maluku Tengah sebesar 6,46 persen dengan IHK sebesar 106,15, diikuti inflasi Kota Tual 2,88 persen dengan IHK 106,06 dengan IHK 105,62.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yaitu Bawang, Cabai, Beras, Telur dan beberapa komoditas lainnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, Arsad Slamat, mengatakan
terus berupaya menjaga kestabilan harga komoditi yang menjadi penyebab inflasi seperti  berkurangnya daya beli masyarakat, meningkatnya biaya hidup dan ketidakpastian ekonomi secara keseluruhan. Dengan menjaga kestabilan harga komoditi, pemerintah dapat membantu mengendalikan tingkat inflasi dan mempertahankan stabilitas ekonomi secara keseluruhan, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat.

“Setelah ditetapkan sebagai kota inflasi, kami terus berupaya melalui sejumlah program maupun terobosan untuk tetap menjaga kestabilan sejumlah komoditi penyebab inflasi,” katanya.

Untuk membantu menjaga stabilitas harga, Pemkab Malteng, kata Arsad, telah menyediakan Pasar Binaiya di Kota Masohi sebagai pusat aktifitas dan pengawasan harga komoditas barang. Pasar khusus ini, diharapkan dapat memudahkan pengawasan terhadap harga barang dan memfasilitasi pertukaran informasi antara para pelaku pasar, juga membantu mencegah perubahan harga yang tidak tetap atau teratur dan memastikan ketersediaan komoditas bagi masyarakat setempat.

“Secara rutin kita memantau setiap hari Senin dan Selasa. Kita menggelar operasi pasar untuk menekan harga subsidi dari komoditi untuk diberikan kepada konsumen sehingga harga dapat terjangkau,” kata Arsad lagi.

Disisi lain, lanjut Arsad, untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga komoditi di pasar lokal jelang bulan puasa hingga lebaran tahun ini, pihaknya pun berencana melakukan panen lokal sekitar 60 ton bawang merah dari produksi di Tanjung Sial dan Telaga Kodok. Dengan meningkatkan produksi secara lokal, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan menjaga harga bawang merah tetap terkendali selama periode tersebut, yang sering kali dicari konsumen untuk kebutuhan masak-memasak khas saat perayaan lebaran.

“Untuk panen lokal bawang merah ini akan dilakukan di lokasi produksi di Tanjung Sial dan Telaga Kodok sekitar 60 ton. Jumlah ini, saya kira sudah bisa mengatasi ketersediaan stok bawang merah saat bulan suci Ramadhan nanti,” pungkasnya.

Rencana opsi selanjutnya, Arsad berujar, adalah produksi cabai. Produksi komoditi ini memiliki luas lahan produksi sebesar 110 hektar tersebar di kabupaten Maluku Tengah dengan banyaknya produksi 1,5 ton per satu hektar lahan. Dengan luas lahan yang besar dan produktivitas yang tinggi, Kabupaten Maluku Tengah memiliki potensi untuk menjadi penyuplai cabai yang signifikan bagi daerah sekitarnya. Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan petani setempat, tetapi juga memenuhi kebutuhan pasar akan cabai secara lokal.

“Kita juga punya produksi Cabai adalah yang terbesar di Maluku Tengah dengan total luas lahan produksi sebesar 110 hektar tersebar di kabupaten Maluku tengah dengan banyaknya produksi 1,5 ton per satu hektar lahan,” ujarnya.

Dengan produksi cabai yang besar, Arsad berharap pemerintah daerah dapat memenuhi kebutuhan lokal tanpa harus mendatangkan pasokan dari luar. Hal ini tidak hanya menjaga stabilitas harga cabai di pasar lokal tetapi juga mendukung petani lokal dan perekonomian daerah secara keseluruhan. Dengan demikian, pasokan cabai dari Maluku Tengah dapat mencukupi hingga bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri, tanpa perlu ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.

“Berharap, pemerintah daerah tidak perlu lagi mendatangkan stok cabai dari luar, karena jika mendatangkan pasokan dari luar maka harga cabai di pasaran akan jatuh terlalu jauh, karena stok yang tersedia bisa sampai bulan suci ramadhan sampai Idul Fitri nanti, harapnya.

Pos terkait