Ambon, Malukupost.com – Sebanyak 7.197 siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) yang mulai berlangsung Senin (3/4).
Pelaksanaan UNBK di provinsi Maluku dibuka secara serentak oleh Wakil Gubernur (Wagub) Maluku, Zeth Sahuburua yang dipusatkan di SMK Negeri 3 Ambon di Desa Waiheru, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon.
Menurut Wagub, UBNK di Maluku tahun 2017 hanya bisa dilakukan di delapan dari 11 kabupaten – kota di Maluku yakni Kota Ambon, Kota Tual, Maluku Tengah, Pulau Buru, Seram Bagian Barat (SBB), Maluku Tenggara, Kepulauan Aru dan Maluku Tenggara Barat (MTB).
“Khusus tiga kabupaten yakni Seram Bagian Timur (SBT), Maluku Barat Daya (MBD) dan Buru Selatan (Bursel) belum bisa karena jaringan komunikasi atau internet belum memadai,” kata Wagub.
Sedangkan jumlah siswa yang mengikuti UNBK jenjang SMK di Maluku dan mulai berlangsung 3-6 April 2017, kata Zeth, sebanyak 2.242 siswa yang berasal dari 40-an sekolah di selapan kabupaten – kota.
“Tahun ini juga di Maluku akan diselenggarakan ujian nasional (UN) menggunakan kertas dan pensil dengan jumlah siswa sebanyak 21.925 siswa dan tersebar pada 357 sekolah SMP hingga SMA dan sederajat,” ujarnya.
Pelaksanaan ujian nasional tahun ini dibagi dua gelombang yakni untuk jenjang SMK pada 3 – 6 April 2017, sedangkan SMA pada 10 -13 April 2017.
Wagub Zeth menyatakan, ujian nasional bertujuan mengukur capaian standar kompetensi lulusan peserta didik secara nasional dan hasilnya digunakan sebagai bahan pemetaan bantuan sarana serta prasarana pendidikan.
“Karena itu ujian nasional menjadi penting untuk diselenggarakan sehingga dapat diukur standar kompetensinya, khususnya untuk Maluku,” tandasnya.
Zeth mengakui pelaksanaan UN tahun 2016 di Maluku telah berlangsung aman, sukses dan lancar, tetapi hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. “Hasil UN tahun 2016 ternyata mayoritas siswa SMP, MSA dan SMK yang memperoleh nilai dibawah 5.00,” tegas Wagub.
Begitu juga dari segi kejujuran yang dihasilkan pada 11 kabupaten kota di Maluku dan diukur berdasarkan nilai Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) ternyata masih sangat rendah.
“Lebih miris lagi adalah hubungan terbalik antara nilai UN dengan indeks hubungan tersebut, di mana jika nilai UN tinggi, maka indeks integritas rendah atau sebaliknya,” katanya.
Terkait berbagai masalah tersebut, Wagub berharap pelaksanaan UN tahun 2017 dapat memberikan dampak positif dan menggembirakan terhadap perkembangan pendidikan di Maluku, terutama hasil UN dan indek integritas yang tinggi, di samping perencanaan yang sistematis.
Sedangkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan jumlah sekolah pelaksana UNBK di maluku sebanyak 6,33 persen, sekolah yang mengikuti UNBK di sekolah lain sebanyak 0,45 persen dan sekolah non UNBK sebanyak 93,21 persen. (MP-6)