Tual Malukupost.com – Wali Kota Tual, Adam Rahayaan mengatakan Rapat Umum Anggota Cabang (RUAC) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI) Tual, dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai media silahturahmi, media baku dapa, dan media untuk mencurahkan pikiran, pendapat guna merumuskan program-program strategis ke depan
“Momen RUAC PMKRI, ini sangat strategis bagi program-program konsolidasi, dalam organisasi untuk penciptaan kaderisasi keanggotaan PMKRI, untuk itu dalam pemilihan kader harus dilakukan dengan Iman, Ilmu dan Amal,” ujarnya dalam sambutan yang dibacakan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat daerah Kota Tual, Rini Atbar SH di Tual, Sabtu (29/2).
Rahayaan katakan, Rapat Umum Anggota Cabang (RUAC) PMKRI merupakan salah instrumen demokrasi yang sangat efektif untuk proses kaderisasi pemimpin umat Katolik dan Bangsa ke masa depan.
“Pada konteks ini, PMKRI sebagai barisan muda Katolik modemis yang dimiliki umat Katolik dan bangsa tidak pernah kehabisan kader-kader terbaik,” imbuhnya.
Menurut Rahayaan, PMKRI memiliki habitus dan iklim kompetisi yang sangat baik dalam yang terbangun pada RUAC, maka kader PMKRI sejak awal sudah terdidik untuk menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
“Salam hal ini PMKRI, tidak pernah berebutan dan ambisi untuk menguasai dalam kepentingan apa pun, dan PMKRI tidak menghalalkan itu semua dengan berbagai cara baik, kepentingan jabat popularitas, maupun materi,” ungkapnya.
Dijelaskan Rahayaan, dalam RUAC selalu dimulai dengan merumuskan, siapa lawan dan siapa kawan dalam ilmu resolusi konflik dikenal dengan istilah in Group dan Autgroup, seperti memiliki nuansa konflik yang tinggi perlu dihindari.
“Dalam perlombaan sebuah aras pertemuan harus dilandasi dalam bingkai demokrasi dengan makna sejatinya harus dimulai dengan niat yang baik, juga dilakukan dengan cara yang baik pula agar dapat berakhir dengan baik dan berkualitas,” pintanya.
Rahayaan menambahkan, melalui momen RUAC PMKRI itu dapat melakukan konsolidasi kader untuk segera melakukan gerakan kompetisi dan perlombaan bukan hanya dalam pemilihan proses ketua dan pengurus PMKRI, tetapi juga kompetisi untuk berprestasi menjadi yang terbaik sesuai posisi bidang dan keahlian per individu.
“Menghadapi era kompetisi global khususnya dalam arena musda ini tidak terjebak dalam politik kekuasaan atau politik praktis, karena proses berdemokrasi pada ikatan PMKRI, buka untuk merebut kekuasaan tetapi untuk melahirkan Pimpinan Umat dan Bangsa,” pungkasnya.