Umat Beragama Menyambut Uskup Terpilih Mgr. Seno Ngutra Di Desa Wambasalahin Pulau Buru

Mgr. Seno Ngutra Pr
Umat beragama menyambut Uskup Terpilih Mgr. Seno Ngutra Pr di Desa Wambasalahin Pulau Buru. (foto: dokpri Mgr. Seno Ngutra).

Langgur, MalukuPost.com – Umat Katolik di Kabupaten Buru (pulau Buru) berkesempatan merayakan Natal 25 Desember dan Tahun Baru 1 Januari 2022 bersama Uskup Diosis Amboina yang baru, Mgr. Seno Ngutra Pr.

Kepada MalukuPost.com melalui telepon selulernya, Rabu (29/12/2021), Uskup Amboina Mgr. Seno Ngutra Pr menjelaskan, kunjungannya ke Kabupaten Buru sudah dijadwalkan sebelum dirinya ditunjuk dan diangkat sebagai Uskup Diosis Amboina.

“Jadi pada bulan November itu saya sudah hubungi pastor paroki disana nanti ada kegiatan di Buru, baik kegiatan internal Gereja Katolik maupun kegiatan Lintas Agama (untuk anak dan remaja) baik Islam, Protestan dan Katolik,” katanya.

Uskup Ngutra mengungkapkan, latar belakang pelaksanaan kegiatan tersebut yakni pihaknya ingin agar mereka (anak-anak dan remaja) itu mulai belajar untuk menerima perbedaan sejak usia dini.

“Jadi setelah saya diangkat sebagai Uskup Amboina pada tanggal 8 Desember 2021 dan penthabisan Uskup pada tanggal 23 April 2022, secara aturan (hukum) gereja Katolik, saya belum bisa melaksanakan misa dengan perlengkapan seorang Uskup, namun gelar Uskup itu sudah ada. Kehadiran saya selaku Uskup di kabupaten Buru itu terutama untuk melihat masyarakat (penduduk asli), karena pulau Buru adalah cinta pertama saya sebagai seorang Uskup,” tandasnya.

Uskup Ngutra mengakui, meskipun umat Katolik di Pulau Buru sangat minoritas, namun tidak menghalanginya untuk mengunjungi umatnya disana.

“Gereja Katolik ingin membantu masyarakat asli pulau Buru untuk semakin berkembang terutama dalam dunia pendidikan. Karena saya punya keyakinan bahwa orang-orang disini hanya bisa berubah ketika disadarkan melalui dunia pendidikan,” tuturnya.

Salah satu desa di pulau Buru yang menjadi lokasi kunjungannya yakni Desa Wambasalahin (terletak di wilayah pegunungan) dimana misi Katolik juga sudah sampai disitu.

Dengan berjalan kaki selama 2 jam, Uskup Ngutra akhirnya tiba di desa Wambasalahin.

“Hari itu semua masyarakat desa dilarang keluar kampung. Mereka yang dari gereja Sidang Jemaat Allah, GPM, Katolik, Islam dan Agama Suku bergandengan tangan menyambut dan terlibat dalam acara kunjungan dadakan itu,” terangnya.

Uskup Ngutra mengatakan, setibanya di desa tersebut penduduknya menyampaikan harapan agar anak-anak mereka dapat menyelesaikan pendidikan, karena mereka tidak ingin anak-anak mereka seperti mereka yang tidak mengenyam dunia pendidikan.

“Penduduk disitu mengatakan kepada saya, bapa Uskup, kami senang karena misi Katolik disini sudah 30 tahun tapi saya menjadi Uskup pertama yang sampai di wilayah pegunungan itu. Warga di desa tersebut berharap melalui misi Gereja Katolik dapat menjawab kerinduan mereka,” pungkasnya.

Pos terkait