Langgur, MalukuPost.com – Salah satu fokus perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara (Malra) dibawah kepemimpinan Bupati M. Thaher Hanubun dan Wakil Bupati Petrus Beruatwarin yaitu penyelesaian persoalan telekomunikasi agar masyarakat di bumi Larvul Ngabal bisa menikmati jaringan komunikasi dengan baik.
Hal ini dibuktikan dalam rapat bersama antara Bupati dengan PT. Telkomsel, dipimpin Dharma Simorangkir (SVP Enterprise Account Management) di Jakarta, Jumat 15 Oktober 2021 lalu.
Kepala Dinas Kominfo Malra, Antonius Walken Raharusun mengatakan, dalam RPJMD 2018-2023 pihaknya ditugaskan capai peningkatan konektivitas jaringan telekomunikasi 75 %.
Bersama seluruh stafnya, sosok Kadis muda yang enerjik ini menjawab tugas yang diberikan kepada Dinas Kominfo, dimana sepanjang tahun 2021 (hingga 31 Desember) berdasarkan hasil rekapan, perhitungan jaringan Telekomunikasi di tangggal 31 Desember beberapa menara baru yang sementara dibangun (dikerjakan) on air, maka sudah mencapai 78 %.
“Ada beberapa penambahan lagi di awal tahun 2022 ini sudah on air maka kita sudah capai 80 %. Yang tersisa itu di wilayah Kei Besar Utara Timur dan Kei Besar Utara Barat, karena kemarin di kecamatan Kei Besar Selatan Barat itu masih ada tiga titik yang blank spot yakni Uwat, Ngan dan Ohoilean. Namun sekarang sudah terlayani karena penambahan menara telekomunikasi pada menara Telkomsel 4G di Langgiar Fer, sehingga ketiga titik tersebut sudah terlayani,” katanya di Langgur, Kamis (6/1/2021).
Raharusun menjelaskan, yang sementara dikerjakan (di akhir tahun 2021) dan akan on air di awal tahun 2022 yakni di Elar Ngursoin dan Elar Lamagorang, sedangkan di Warbal sementara dilakukan mobilisasi material untuk dikerjakan dengan tinggi menara 62 meter (menara dari Telkomsel).
Jika menara tersebut on air maka dua titik blank spot Warbal dan Ur Pulau bisa terlayani.
“Kalau misalnya kita ujicoba jangkauan satu sektor antena diarahkan ke Tanimbar Kei dan hasilnya bisa, maka ketiganya sudah bisa terlayani jaringan Telkomsel,” ujarnya.
“Ada titik yang masih dianggap lemah yaitu di ohoi Sungai-Ngafan dan tiga ohoi sekitarnya. Di lokasi tersebut sementara dikerjakan satu menara, berarti sudah cukup, ditambah dengan Ohoiwait juga sudah 4G,” katanya menambahkan.
Mantan Kabag Humas dan Protokoler tersebut menyatakan, sampai dengan 31 Desember 2021 jika ditambah dengan yang akan dibangun itu on air berarti pihaknya telah mencapai 80 %.
“Saya dapat konfirmasi dari pihak Telkomsel ada beberapa menara yang akan dibangun/dikerjakan, dimana yang DRM-nya sementara diproses yaitu Ohoinol dan Marfun. Ada satu menara akan dikerjakan di lokasi antara dua ohoi itu,” bebernya.
Dengan demikian, apabila semuanya sudah selesai berarti hanya tersisa beberapa titik saja di Kei Besar yakni Ohoinangan, Yamtel dan Ohoilim yang perlu diintervensi lebih siap, kemudian di Kei Besar Selatan tersisa Kilwat. Sementara untuk Kei Besar Selatan Barat sudah tuntas.
“Yang tersisa beberapa titik di Kei Besar Utara Timur dan Kei Besar Utara Barat yang masih blank spot. Untuk dua kecamatan ini sekitar 20 % yang belum rampung proses konektivitas jaringan Telkomsel,” pungkasnya.
Sekedar untuk diketahui, yang sementara dikerjakan yaitu menara di Elar Ngursoin (sumbernya Non 3T), kemudian menara di Uf (sumbernya Non 3T), menara di Warbal (sumbernya Non 3T). Untuk menara Reguler Telkomsel yang sudah on air yakni di Langgiar Fer, menara Reguler Telkomsel yang sementara diproses yakni di Ngafan dan Ohoiwait.
Total ada enam menara baru yang sementara dikerjakan, sementara Ohoinol dan Marfun masih menunggu proses DRM-nya.