Ambon, MalukuPost.com – Menanggapi kasus penganiayaan yang menyebabkan remaja 15 tahun di Ambon meninggal dunia, Anggota DPRD Kota Ambon, Gunawan Mochtar angkat bicara.
Menurut Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, tindakan tak bermoral yang dilakukan oleh anak Ketua DPRD Kota Ambon itu adalah hal yang sangat salah dan harus menjadi pelajaran bagi para pemuda dimana saja.
“Hanya karena masuk lorong kompleks atau gang tidak menyapa saja kok dipukul. Bagi saya ini tidak patut untuk ditiru,” ungkap Gunawan kepada Wartawan di Ambon, Selasa (01/08/2023).
Dikatakan, memang benar Ketua DPRD Kota Ambon adalah saudara (rekan) dalam melakukan tugas sebagai penyambung lidah rakyat. Akan tetapi, lewat kejadian yang dirasa telah viral di seluruh Indonesia ini, dirinya berpikir sebagai wakil rakyat perlu angkat bicara sebab apa yang dilakukan pelaku adalah hal yang sangat salah, mengingat korban merupakan pelajar yang masih belia.
“Kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua warga khususnya para pemuda dan pemudi di Kota Ambon, jangan suka melakukan hal yang tidak baik hanya karena ingin dihormati sebagai abang-abang seperti kejadian yang dilakukan anak Ketua DPRD Kota Ambon. Kalau ada abang-abang atau preman yang tahan dijalan itu tidak usah hiraukan, anggap saja mereka itu patung,” bebernya.
Gunawan juga menyebut, sindiran-sindiran bahkan komentar yang dilakukan para netizen di Media Sosial itu ada positifnya, karena bisa di ambil sebagai pelajaran bagi para pemuda.
Jika mengingat di tahun-tahun sebelum kerusuhan 1999, memang anak-anak Ambon pada saat itu di didik untuk menghargai orang yang lebih tua dengan cara menyapa.
Namun, harus dipahami bahwa situasi dan kondisi yang dialami itu bisa membuat seseorang tidak menghiraukan orang lain, atau lupa memberi sapaan.
“Orang yang sementara bawa motor ini kan kadang buru-buru, disamping itu mungkin juga ada banyak pikiran sehingga tidak sempat untuk menyapa orang. Apa lagi keterangan yang diberitakan itu kan korban ini mau mengembalikan jaket, dengan kondisi hujan pasti dia buru-buru. Nah hal ini perlu dimengerti dan dipahami bahkan saya sendiripun kalau sedang pusing, siapapun tidak saya hiraukan dan mungkin semua orang seperti itu,” katanya.
Terkait tindakan pemukulan, ia menegaskan bahwa memukul belakang kepala seseorang itu sangatlah berbahaya. Bahkan seorang petinju pun ketiga bertarung dilarang memukul lawan dari belakang kepala karena bisa terjadi geger otak hingga menyebabkan kematian.
“Kalau kita lihat videonya serta beritanya kan jelas korban dipukul dari belakang kepala. Sekalipun pakai helem tapi kita tidak tahu kondisi fisik seseorang itu kuat atau lemah jadi jangan coba-coba melakukan hal tersebut,” ucapnya.
Untuk itu, Gunawan berharap kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang lagi, karena dapat membahayakan nyawa seseorang.
“Terkait kasus ini, bagi saya proses hukum harus berjalan dengan sebaik-baiknya tanpa pandang bulu,” tegasnya.