Festival Bahasa Ibu Digelar di Kabupaten SBT, Wujud Pelestarian Budaya di Zaman Teknologi

FMPwYy8akAAeodC

MalukuPost.com, Bula,- Agar bahasa daerah di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) dapat berkembang dan tidak punah, Kantor Bahasa Provinsi Maluku menunjuk Kabupaten SBT menjadi tuan rumah Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2023 Tingkat Kecamatan se-Kabupaten SBT. Bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten SBT, festival diselenggarakan di Gedung Serbaguna Dinas Kesehatan Kabupaten SBT, Selasa, (7/11/2023).

Kabupaten SBT adalah kabupaten terakhir yang melaksanakan FTBI di tingkat kabupaten dari lima kabupaten yang menyelenggarakan Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Maluku, yakni Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku Tenggara, Kepulauan Tanimbar, Buru dan Seram Bagian Timur.

Tujuan festival ini dalam rangka Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) sekaligus mempromosikan dan memperkuat penggunaan bahasa daerah sebagai bagian integral dari identitas budaya. Disisi lain, tahapan RBD di Provinsi Maluku sudah masuk pada tahap FTBI.

Melalui festival ini, masyarakat diharapkan dapat lebih peduli dan aktif dalam melestarikan serta mengembangkan bahasa daerah mereka, sehingga terjadi peningkatan kesadaran terhadap pentingnya melestarikan keanekaragaman bahasa dan budaya lokal.

Menanggapi hal itu, Bupati SBT Abdul Mukti Keliobas menilai, FTBI bukan hanya sekadar festival, melainkan juga representasi konkret dari kekayaan budaya dan warisan leluhur yang memegang peran kunci dalam identitas suatu bangsa. Dengan dilestarikannya festival ini, keberagaman budaya yang dimiliki oleh masyarakat dapat terus dijaga dan dihargai.

“Perlindungan bahasa daerah merupakan salah satu amanat konstitusi, yang didasarkan pada pasal 32 ayat 2 UUD 1945, yang menyatakan negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional,” terangnya.

Disisi lain, lanjut Keliobas, festival juga akan memberikan panggung untuk generasi muda menampilkan bakat mereka untuk pertumbuhan seni dan ekspresi, sekaligus mendukung pertumbuhan seni dan memfasilitasi ekspresi kreatif dalam berbagai bentuk. Mengingat, dukungan terhadap pertumbuhan seni dan fasilitasi ekspresi kreatif dalam berbagai bentuk melalui festival tersebut dapat menjadi katalisator bagi perkembangan bakat generasi muda, menciptakan lingkungan yang mendukung keberagaman artistik.

“Diharapkan festival ini, dapat melahirkan generasi yang memahami dan mencintai warisan budayanya sebagai kebanggaan di bumi Ita Wotu Nusa ini,” harap Bupati.

Ditempat yang sama, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Kity Karesina menerangkan, berdasarkan Data Etnolog, ada 7.168 bahasa daerah di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri terdapat 718 bahasa daerah, 70 diantaranya adalah bahasa daerah milik negeri-negeri di Provinsi Maluku. Puluhan bahasa daerah ini terdaftar di Kantor Bahasa Provinsi Maluku. Selain itu, juga terdapat 62 bahasa pada peta bahasa di Badan pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Meski begitu, Kity mengaku ada penurunan jumlah bahasa daerah. Penurunan angka tersebut memperlihatkan tantangan serius terkait keberlanjutan beberapa bahasa, bahkan ada yang mengalami kepunahan atau tidak memiliki penutur lagi. Upaya revitalisasi bahasa seperti yang dilakukan sekarang menjadi penting untuk menjaga keberagaman linguistik dan melindungi warisan budaya yang terkandung dalam setiap bahasa.

“Dari perhitungan lengkap dan dengan cara yang sama, angka ini mengalami penurunan. Bahkan tercatat bahwa ada bahasa yang punah atau tidak ada lagi penuturannya, sehingga bahasa yang sekarang kita revitalisasi di Kabupaten SBT ini adalah bahasa yang mempunyai cukup banyak nama yaitu Seran, Seram, Geser, Gorom, Geser-Gorom, Seran Laut dan Waru,” terang Kity.

Menurutnya, melalui kemitraan antara kabupaten yang menjadi wilayah sasaran Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), upaya perlindungan dan pelestarian bahasa daerah dapat diperkuat. Memberikan otonomi kepada daerah untuk menemukan formula terbaik guna menjaga bahasanya sendiri adalah langkah yang bijaksana, mengingat setiap komunitas memiliki konteks dan kebutuhan yang berbeda.

“Festival kebahasaan ini merupakan bagian dalam revitalisasi bahasa, sebagaimana telah dinyatakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Dalam garis besar program perlindungan bahasa kegiatan ini pun merupakan bagian dari merdeka belajar episode ke-17,” ungkap Kity.

Ia berharap, festival menjadi platform ideal untuk memamerkan hasil pembelajaran ekstrakurikuler bahasa daerah yang telah dilakukan oleh para guru kepada siswa. Tujuannya bukan hanya untuk bersaing, melainkan untuk merayakan dan mendorong pelestarian bahasa daerah. Semoga melalui festival ini, kesadaran akan pentingnya melestarikan bahasa daerah semakin meningkat.

“Tujuan kita untuk menunjukkan bahwa bahasa daerah kita dapat dilestarikan, karena kita pakai untuk tujuan-tujuan kreatif. Mari Tunjukkan bahwa mampu berbahasa Seram/Seran itu adalah hal yang mengembangkan anak-anak seram dan tunas-tunas bahasa ibu yang tinggal di Kabupaten SBT,” harap Kity.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Sidik Rumalowak menjelaskan, peningkatan bahasa daerah dalam tahapan proses pembelajaran merupakan langkah positif, dan dukungan dari Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi akan memperkuat inisiatif ini. Memberdayakan satuan-satuan pendidikan untuk mendorong pembelajaran bahasa daerah adalah langkah yang strategis dalam melestarikan dan mengembangkan kekayaan linguistik serta budaya di tingkat pendidikan.

“Sebagai catatan, Kantor Balai Bahasa telah melakukan revitalisasi bahasa di berbagai kabupaten, namun spesial hari ini sebelum dilakukan revitalisasi bahasa kami sudah bergerak duluan,” jelas Sidik.

Ia mengaku, keterlibatan tim penelitian bahasa, terutama dengan dukungan dari kepala dinas pendidikan dan perguruan tinggi dalam bidang bahasa sastra Indonesia, memperkuat upaya pelestarian bahasa daerah. Pemberian kode SSI untuk kamus bahasa daerah serta proses penyebarannya adalah langkah yang signifikan untuk memperluas akses dan pemahaman terhadap kekayaan linguistik lokal.

“Alhamdulillah, Kamus bahasa Gorom, Geser, Banggoi dan Teon sudah mendapat kode SSI,” kata Sidik.

Pos terkait