Ambon, MalukuPost.com, – Meyakini bisa meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Capres Prabowo Subianto dan pasangannya Cawapres Gibran Rakabuming Raka, mencanangkan program makan gratis.
Program ini lalu ditindaklanjuti Tim Kerja Strategis (TKS) Prabowo – Gibran Daerah Maluku dengan membagikan 2000 makanan gratis di Pasar Mardika, Sabtu, 10 Februari 2024.
Pantauan media ini, bak antre mendapatkan paket sembako, ratusan warga rela antre panjang hingga berdesak-desakan demi bisa mendapat kaos dan nasi kotak yang dibagikan secara gratis.
“Ibu coba dong mundur sadiki ka? Nanti katong bage,” teriak salah satu relawan, berdialek Ambon.
“Bunda katong dari tadi. Demi Gemoy saja ni,” sahut salah satu warga yang antre.
Ketua DWP REPNAS Maluku, Didit Ibrahim Serang, memperhatikan dampak program secara ekonomi adalah langkah yang bijaksana karena dapat mendukung UMKM lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Ambon. Dengan mengintegrasikan UMKM dalam program pemberian makanan gratis kepada masyarakat, tidak hanya memberikan manfaat kepada penerima makanan tetapi juga memberdayakan pelaku UMKM.
“Berharap program ini memberikan dampak di sektor perekonomian,” harapnya.
Program makan siang gratis yang menjadi salah satu andalan pasangan nomor urut 02 itu, sebelumnya telah mendapat perhatian masyarakat dan ramai menjadi percakapan di media sosial.
Bagi – bagi makanan ini didukung Penerus Negeri Maluku, Relawan Pengusaha Muda Nasional Maluku dan Prabowo – Gibran Digital Team (Pride) Maluku.
Sebagai informasi, Prabowo sebelumnya mengatakan program makan siang gratis tidak hanya akan memperbaiki gizi anak di sekolah tetapi juga menggerakkan roda ekonomi. Misi tersebut mengacu pada laporan World Food Programme (UN WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menunjukkan dari setiap US$1 (US$1= Rp 15.700)Program Makan Siang di Sekolah bisa mendongkrak dampak ekonomi sebesar US$ 9 (Rp 141.300).
Anggaran US$1 digunakan untuk pengadaan bahan baku makanan, jalur logistic dan penyimpanan, serta penguatan komunitas.
Dana sebesar US$1 akan kembali dalam bentuk dampak ekonomi langsung atau tidak langsung senilai US$1 melalui penghematan keluarga miskin, peningkatan kecerdasan, peningkatan produktivitas dan penghasilan kerja, peningkatan kesehatan, serta perbaikan kesetaraan gender.
Dalam jangka panjang, program tersebut juga akan memberi dampak positif seperti kesejahteraan petani, nelayan, peternak dan UMKM.