Kapal Pesiar MV Coral Geographer Berlabuh Di Tual

taar6
(foto:istimewa)

Puluhan Wisman Sambangi Desa Taar

Tual, MalukuPost.com – Kapal pesiar MS Coral Geographer asal Australia berlabuh perairan Kota Tual Provinsi Maluku, Sabtu (25/8/2024).

Pantauan MalukuPost.com, kapal berbendera Australia  dan berukuran LOA 93,4 meter, dengan kedalaman (draft) 4,5 meter, memiliki bobot 5516 GT ini, dilaunching pertama kali pada tahun 2021 yang merupakan armada milik CPC Marine Pty Ltd, membawa puluhan wisatawan mancanegara (wisman).

“Total wisman yang datang hari ini yakni 75 orang berasal dari sejumlah negara diantaranya USA, Singapura, New Zealand dan Australia (dominan),” kata Oswald Huma (selaku Signature Papua Tours).

Oswald mengungkapkan, dipilihnya desa Taar sebagai lokasi kunjungan para turis karena disini berkembang wisata budayanya.

“Selama perjalanan kami datang ke kepulauan Kei, yang ditonjolkan hanya wisata pantai. Kali ini saya ingin lebih banyak mengetahui tentang culture (budaya), dan membawa mereka (para turis) ini berkomunikasi langsung dengan masyarakat,” ungkapnya.

“Kenapa saya memilih desa Taar, karena disatu sisi ini adalah kampung yang tertua, memiliki sejarah yang panjang, dan yang paling penting adalah masyarakat Taar sudah siap menerima wisatawan,” kata Oswald menambahkan.

Jika desa Taar akan dibangun oleh pemda setempat, maka ia akan menjadi pilot project. Selain itu juga akan menjadi icon wisata budaya Kepulauan Kei.

“Saya salut dengan kepala desa Taar. Caranya berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam membangun network, tidak pernah ada di tempat lain. Kampung Taar patut mendapatkan penghargaan itu,” imbuhnya.

Kerjasama semua unsur yang ada di dalam desa yakni perangkat desa, tokoh agama dan adat, sekolah, yang terlibat secara aktif, telah menjadikan desa Taar sungguh luar biasa di mata para wisman.

“Ini adalah aset untuk membangun kampung ini menjadi desa wisata. Pemerintah tidak perlu banyak investasi disana, tapi membantu dan membimbing mereka untuk pengembangan ekonomi kreatif (ekraf) UMKM,” ungkap Oswald.

Menurutnya, pekerja seni desa Taar perlu didorong oleh pemda setempat.

“Sangat luar biasa. Saya salut dengan itu. Ada pertunjukan angklung dan ukulele dari anak-anak. Para turis pun terkesima,” beber Oswald.

Dari sisi kuliner, lanjut Oswald, mereka (masyarakat Taar) sudah siap. Hanya untuk ekraf (souvenir dan kerajinan) yang belum ada.

Ia menyatakan, desa Taar jika ditempatkan sebagai sentra Wisata budaya mewakili Kota Tual dan kepulauan Kei, akan sangat bagus.

“Kepulauan Kei tidak hanya dikenal dengan wisata pantai. Dimana-mana ada pantai, tapi budaya itu berbeda. Desa Taar layak jadi sentra budaya,” terangnya.

Dijelaskannya, desa Taar membutuhkan bantuan sentuhan dari pemerintah setempat.

“Saya berharap kampung Taar ini bisa dimajukan sebagai desa wisata dan dari situlah desa-desa yang lain dikembangkan. Jadikan desa Taar sebagai pilot project desa wisata di Kota Tual. Saya akan membawa beberapa kapal lagi datang kesini (Taar). Kampung Taar bagi saya adalah sesuatu yang sangat istimewa,” tandasnya.

Kerja Cerdas PT. Nine The Kei

Sementara itu, penanggung jawab lokal/operator lapangan PT. Nine The Kei, Fatmawati Husein, S.ST.Par mengatakan, kunjungan kapal pesiar ini merupakan kunjungan kedua setelah MV. Heritage Adventurer yang tiba di pantai Ngurbloat pada tanggal 3 Juli 2024 lalu.

Fatmawaty yang juga Direktur PT. Nine The Kei itu mengungkapkan, kegiatan ini ditangani oleh Tour Organizer Signature Papua, bekerjasama dengan PT. Nine The Kei.

“Ini merupakan bagian dari kegiatan usaha jasa pariwisata yang telah berlangsung dalam beberapa tahun ini, yang kiranya memberikan dampak positif bagi promosi pariwisata kepulauan Kei, pemberdayaan sumber daya pariwisata seperti UMKM, sanggar-sanggar tari yang ada di desa, pemandu wisata, jasa angkutan, maupun objek/desa yang dikunjungi itu sendiri,” tuturnya.

Dirinya berharap adanya dukungan pemerintah dan semua pihak terkait, untuk mempermudah tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha pariwisata seperti ini dan bersama-sama menjaga Kei-amanan, Kei-ramahan, Kei-indahan, Kei-bersihan dan identitas budaya, agar kunjungan-kunjungan seperti ini dapat terus berjalan bahkan meningkat.

“Pengalaman kami di tahun 2023 kemarin, ada satu kapal pesiar yang akhirnya melakukan pembatalan dan merubah rutenya ke Saumlaki akibat adanya instabilitas keamanan saat itu,” pungkasnya.

Pos terkait