Langgur, MalukuPost.com – Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) bergerak cepat untuk menyikapi persoalan air bersih yang menjadi perbincangan warganet.
Diketahui, keluhan masyarakat kepada dinas teknis terkait tertundanya pekerjaan jaringan pipa distribusi di ohoi (desa) Letman, Kecamatan Kei Kecil, yang diunggah di media sosial (facebook), menuai beragam komentar warganet.
Terkait hal tersebut, saat dihubungi media ini via telepon Selasa (24/9/2024), Kepala Dinas PUTR Malra Herling Priartha angkat bicara.
Ia menjelaskan, pihaknya bertugas menyediakan sarana jaringan air bersih untuk dinikmati oleh masyarakat Malra termasuk ohoi Letman.
“Tertundanya pekerjaan dimaksud, bukanlah tanpa alasan. Anggarannya yang ada ini sama sekali katong (kita) belum pakai (gunakan). Saya ingin anggaran itu ditambahkan supaya pekerjaan itu bisa selesai sempurna,” kata Herling.
“Anggarannya sampai hari ini sama sekali belum jalan (diproses) karena tidak cukup. Nantinya jadi mangkrak proyeknya. Tentunya masyarakat pasti akan protes,” tambahnya.
Herling mengungkapkan, pekerjaan jaringan pipa distribusi ohoi Letman saat ini bisa dilaksanakan, namun karena keterbatasan anggaran sehingga distribusi air tidak sampai kepada masyarakat setempat.
“Anggaran yang dimiliki dinas PUTR saat ini tidak mencukupi untuk membiayai tuntas pekerjaan jaringan air ke rumah-rumah warga di ohoi Letman.
“Saya mau anggarannya dikasih (diberikan) sesuai dengan kebutuhan. Bukan hanya dicaplok sekian rupiah tapi tidak sesuai dengan hasil survei tim di lapangan. Saya ingin pekerjaan ini selesai (tuntas) agar masyarakat menikmati air bersih itu tidak setengah-setengah,” tandasnya.
Olehnya itu, lanjut Herling, jika pekerjaan ini dipaksakan untuk dilaksanakan maka akan terjadi proyek mangkrak (terbengkalai) karena tidak mencapai output pekerjaan. Maksudnya adalah jaringan air tidak akan sampai di rumah-rumah masyarakat, sehingga mereka belum bisa menikmati air bersih.
Diungkapkannya, tim teknis dinas PUTR Malra didampingi pihak PDAM bersama Badan Saniri Ohoi Letman telah melakukan survei, dan hasilnya sebagai berikut :
1. Jarak dari sumber air yang letaknya di puncak ohoi Kelanit sampai ke Letman adalah sejauh 4,92 km;
2. Pipa existing (pipa yang sudah ada/ditanam oleh PDAM) saat ini kondisinya rusak berat, dan sebagian besar sudah tidak ada (hilang;
3. Jumlah kepala keluarga (KK) di ohoi Letman yang harus mendapat layanan air bersih sebanyak 300 KK (1.821 jiwa).
“Setelah katong lakukan survei bersama, dengan kondisi pipa dan bak yang ada, kemudian katong rincikan kebutuhan anggaran itu sekitar Rp. 4,9 miliar. Kebutuhan anggaran tersebut mengingat jauh jarak dari pipa induk sampai di Letman hampir lima kilo meter, sehingga wajar kebutuhan anggarannya seperti itu. Akibat kekurangan anggaran, maka proyek tersebut ditunda pekerjaannya,” bebernya.
Diungkapkannya, persoalan alasan dilakukan penundaan pekerjaan oleh pihak dinas PUTR sudah diusulkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) setempat.
“Tadi saya sudah sampaikan usulan saat rapat komisi di DPRD untuk ditambahkan anggarannya di APBD perubahan. Entah nanti kemampuan keuangan daerah seperti apa, kami ini hanya dinas teknis. Intinya kami mau masalah air di Letman itu selesai dan tuntas, jangan setengah-setengah,” pungkas Herling.