Ambon, MalukuPost.com – Suhu politik Pilkada Kota Ambon 2024 semakin memanas pasca penetapan nomor urut pasangan calon (Paslon). Empat kandidat yang bertarung mulai menggerakkan mesin pemenangan mereka, baik dari partai politik pengusung maupun tim relawan dan simpatisan.
Berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh masyarakat hingga pengamat politik, ramai membicarakan siapa yang berpeluang memenangkan kontestasi ini. Beberapa lembaga survei dan penelitian telah merilis data elektabilitas para calon. Dari hasil survei, pasangan Bodewin Wattimena – Elly Toisutta masih memimpin.
Direktur Bedah Nusantara Research dan Consultant, Steve Palyama, menyikapi fenomena ini menjelaskan situasi politik di Kota Ambon memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan wilayah lain di Maluku.
“Data survei yang beredar tentu berdasarkan metode dan strategi masing-masing lembaga. Kami tidak dalam posisi untuk menyatakan salah atau benar, tapi hasil ini tetap sah sebagai bagian dari dinamika Pilkada,” ujarnya di Ambon, Rabu (09/10/2024).
Dijelaskan Palyamam, berdasarkan identifikasi lapangan yang dilakukan Bedah Nusantara Research, ada tren positif yang terlihat pada dua pasangan calon: Agus Ririmase – Novan Liem dan Taddy Salampessy – Emmilyh Luhukay.
“Meski peningkatan yang dialami Salampessy – Luhukay tidak sebesar Ririmase – Liem, keduanya sama-sama mengalami pertumbuhan dukungan,” katanya.
“Pergeseran dukungan ini disebabkan oleh swing voters yang sebelumnya mendukung pasangan Bodewin Wattimena – Elly Toisutta serta Yance Wenno – Syarif Bakri Asyathri, yang kini mulai berpindah ke Ririmase – Liem dan Salampessy – Luhukay,” katanya lagi.
Menurut Palyama, fakta itu mengindikasikan wilayah yang dulunya menjadi basis kuat Wattimena – Toisutta dan Wenno – Asyathri kini mulai berubah arah. Meski survei masih menempatkan Wattimena di posisi teratas, dinamika di lapangan menunjukkan gejala sebaliknya.
“Penyebab utama pergeseran ini adalah sindrom “euforia elektoral” yang dialami oleh pasangan Wattimena – Toisutta, serta “over confidence” pada pasangan Wenno – Asyathri. Wattimena dan timnya dinilai terlalu percaya diri dengan hasil survei sehingga melemahkan kerja-kerja pemenangan di lapangan,” bebernya.
Paliyama menambahkan, pasangan Wattimena – Toisutta dan Wenno – Asyathru perlu mengevaluasi strategi jika ingin memenangkan Pilkada 2024. Fenomena euforia elektoral dan over confidence harus segera diatasi agar tidak menjadi bumerang.
“Hasil identifikasi ini bukan untuk mendiskreditkan calon mana pun, melainkan sebagai bahan evaluasi bagi seluruh elemen yang terlibat dalam Pilkada Kota Ambon,” tandasnya.