 |
| Ketua Komisi D DPRD Maluku, Suhfi Madjid |
“Tahun ini ada kesepakatan DPRD dengan pemprov menyiapkan anggaran Rp1 miliar lebih untuk asesment dan pendampingan para guru kita dalam bentuk training agar mereka dilatih sebelum diuji kompetensinya,” kata suhfi Madjid di Bula, Sabtu (21/2).
Penjelasan tersebut disampaikan Komisi D kepada puluhan guru dan kepala sekolah di Kabupaten SBT saat melakukan kunjungan pengawasan di daerah itu.
Program ini merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan yang berhubungan dengan masalah kualitas guru, sebab selama tiga tahun UKG di Maluku bertahan dengan peringkat tiga nasional paling bawah.
Komisi mendorong UKG jadi salah satu penilaian saja, walaupun penilaian terhadap kompetensi guru itu sangat banyak, apalagi banyak orang yang masih berdebat dan mengatakan tidak bisa mengukur guru dari pendekatan UKG semata.
“Tetapi alat yang paling sederhana untuk menguji kesiapan para guru kita ini hanya lewat UKG, jadi kalau guru kita diperingkat bawah maka bisa dibayangkan dengan kualitas anak didik juga akan berpengaruh,” katanya.
Anggaran yang disiapkan provinsi telah disetujui bersama kemudian tim mentor atau tim kendali yang memiliki kepakaran disiapkan pemerintah provinsi dan tugas kabupaten/kota hanya mengumpulkan para guru serta tempat untuk dilatih selama beberapa hari.
“Kita berupaya agar para guru bisa siap ketika menghadapi uji kompetensi yang menggunakan sistem komputerisasi, sebab ada yang jarang membuka komputer apalagi yang berusia di atas 50 tahun sulit berinteraksi dan terkoneksi dengan komputer,” ujarnya.
Padahal basis penilaian secara online sehingga perlu disiapkan dan tim asistensi dari Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon agar diharapkan kompetensi guru bisa siap dan grade terhadap angka peringkatan bisa meningkat.
“Provinsi Papua saja cukup maju karena UKG mereka menduduki rangking 19 secara nasional karena sangat disiapkan,” ujar Suhfi Madjid.
