Gubernur Maluku, Said Assagaf |
Menurut Assagaf, dirinya perlu menyampaikan hal ini, lantaran Maluku memang pantas untuk mendapat perlakukan berbeda. Pasalnya Maluku adalah salah satu dari delapan provinsi pembentuk Negara Republik Indonesia.
Meskipun merupakan daerah kepulauan, tetapi perlakuan pemerintah pusat terhadap Maluku selalu disamakan dengan wilayah kontinental.
“Mengapa sampai saat ini kita tetap dibedakan. Terkadang kami Maluku merasa kami dianak-tirikan. Beda dengan Papua dan beberapa daerah lainnya di Indonesia, yang ketika berteriak maka pemerintah pusat langsung mengabulkannya,” papar Assagaf.
Dikatakan pula, dengan memperlakukan Maluku sama dengan daerah kontinental di Indonesia, akhirnya membawa dampak negatif bagi wilayah ini. sehingga pemerataan pembangunan di daerah menjadi pincang.
Assagaf berharap , dengan hadirnya Ketua MPR maupun kunjungan para menteri ke Maluku, dapat menyampaikan aspirasi dan keinginan sekaligus mimpi pemerintah dan rakyat di daerah ini.
“Kita berharap dengan pemerintahan baru saat ini, posisi Maluku akan diuntungkan,” tandasnya.
Keinginan tersebut, menurut dia sangat relevan dengan berbagai pencapaian yang dimiliki daerah ini. Misalnya saja, Provinsi Maluku memiliki tingkat peredaban yang tertinggi di Indonesia.
Dari aspek budaya masyarakat Maluku memiliki kurang lebih 50 suku bangsa, jumlah bahasa yang ada sekitar 117. Bahkan pluralisme agama yang ada di daerah ini bukan saja terdiri dari agama yang diakui resmi Negara melainkan agama-agama suku, seperti Naulu. (07)