Semarak perayaan ini diwarnai dengan kolaborasi dua budaya yakni budaya Maluku dan Tionghoa yang disatukan, yang dipersembahkan oleh puluhan anak-anak sekolah Minggu gereja Hok Im Thong.
Ibadah syukur yang dipimpin oleh pendeta Pit Lewakabessy dalam khotbahnya menyatakan, banyak pandangan negatif yang tertuju kepada umat kristiani yang turut serta dalam syukuran perayaan imlek, lantaran imlek merupakan perayaan yang boleh dirayakan komunitas.
Menurutnya, perayaan imlek yang dirayakan oleh umat kristani keturunan Tionghoa adalah untuk membangun kehidupan keseimbangan, karena kekristenan juga lahir untuk membudayakan budaya dari manapun termasuk budaya masyarakat Tionghoa.
Jemaat Hok Im Thong mewujudkan kebersamaan dengan memberikan angpao bagi para janda dan duda, juga para lansia serta anak-anak di jemaat Hok Im Thong Gereja Protestan Maluku. (08)