Gubernur Dorong Pemanfaatan Trans Yamdena

assagaff baju putih
Ambon, Maluku Post.com – Gubernur Maluku Said Assagaff mendorong pemanfaatan ruas jalan trans Yamdena, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) yang telah dibangun sepanjang 154 kilometer.

“Jalan dibangun dengan anggaran triliunan rupiah sehingga lahan di kiri maupun kanannya harus dikembangkan dengan menanam tanaman produktif yang berprospek pangsa pasar ekonomis,” katanya, di Ambon, Selasa (29/12).

Gubernur yang menyempatkan diri meninjau trans Yamdena pada 26 Desember 2015, selanjutnya menyeberang ke pulau Larat, mengemukakan, pihaknya telah memotivasi Bupati MTB Bitzael Sylvester Themar di Saumlaki, ibu kota Kabupaten setempat agar segera mengelola lahan di sepanjang ruas jalan sepanjang 154 KM tersebut.

“Saya menyaksikan di kiri maupun kanan jalan trans Yamdena hanya terhampar lahan kosong. Itu bisa ditawarkan kepada investor untuk mengelola dengan mengembangkan tanaman produktif bernilai ekonomis,” ujarnya.

Apalagi, lanjutnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) siap membangun jembatan yang menghubungkan pulau Yamdena – pulau Larat dengan anggaran Rp225 miliar.

Jembatan dengan bentangan sepanjang 400 meter dan oprit kiri maupun kanan masing – masing 200 meter itu dijadwalkan rampung akhir 2017 atau awal 2018.

“Jadi pulau Larat yang memiliki sejumlah hasil perkebunan dan pertanian, bila ditunjang pengelolaan lahan di ruas jalan trans Yamdena, maka bakal menjadi sentra produksi bernilai ekonomis dengan prospek pangsa pasar ekspor,” kata Gubernur.

Dia mengapresiasi pengerjaan ruas jalan Saumlaki – Siwahan yang ditangani Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah IX (Maluku dan Maluku Utara) dengan membuka keterisolasian sejumlah desa di pulau Yamdena.

“Sudah lama trans tersebut dibangun untuk membuka keterisolasian pulau Yamdena yang memiliki aneka potensi sumber daya alam (SDA) bernilai ekonomis,” ujarnya.

Dia merujuk Migas Blok Masela yang sedang dikaji pengembangannya oleh konsultan Internasional untuk membangun sarana maupun prasarana itu layak dibangun di darat ataukahj di laut.

Begitu pun potensi parawisata, tambang, sumber daya hayati laut, pertanian/perkebunan.

Terpenting teraksesnya ruas jalan Saumlaki – Siwahan, selanjutnya memanfaatkan jasa rakit dan armada tradisional lainnya ke maupun dari Larat telah memperpendek waktu tempuh bila memanfaatkan jasa transportasi laut membutuhkan waktu hingga 12 jam bila dengan kapal motor penyeberangan.

“Strategisnya mengantisipasi kemungkinan terjadi musibah laut bila dari Saumlaki – Larat maupun sebaliknya karena kondisi cuaca ekstrim sering melanda daerah ini,” tegasnya. (MP-2)

Pos terkait