Menristekdikti Buka Konbes Fatayat Nahdlatul Ulama ke-16 Di Maluku

Ambon, Malukupost.com - Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) menggelar konferensi besar (KOnbes) ke-16 di Ambon, Provinsi Maluku, yang dibuka secara resmi oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), H. Mohamad Nasir, Kamis (26/4) malam.

Ambon, Malukupost.com – Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) menggelar konferensi besar (Konbes) ke-16 di Ambon, Provinsi Maluku, yang dibuka secara resmi oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), H. Mohamad Nasir, Kamis (26/4) malam.

Menristekdikti dalam sambutannya berharap kedepan Pemprov Maluku bisa mengelola dan memperhatikan aspek perikanan yang lebih baik.

“Saya tugasi Unpatti bisa membantu anak Indonesia di Maluku,” ujarnya.

Menurut Menristekdikti , dirinya pernah menyampaikan ke Presiden Jokowi agar menempatkan Pribumi di Maluku sebagai tuan rumah bukan sebagai tamu. Makna dibalik pernyataan tentu lebih mengarah pada soal LIN dan pengoperasian Blok Masela di Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

Ambon, Malukupost.com - Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) menggelar konferensi besar (KOnbes) ke-16 di Ambon, Provinsi Maluku, yang dibuka secara resmi oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), H. Mohamad Nasir, Kamis (26/4) malam.

“Saya sampaikan ke Presiden, jangan sampai Maluku menjadi penonton yang kedua kali. Perikanan sudah menjadi penonton, tambang menjadi penonton jangan sampai,” ungkapnya.

Menristekdikti katakan, program studi yang berkaitan dengan pertambangan akan dikembangkan di Universitas Pattimura (Unpatti). Langkah ini bertujuan untuk mendukung pengoperasian Blok Masela.

“Saya yang buka program studi yang akan dikembangkan di Unpatti untuk mendukung pengoperasian terhadap blok masela,” katanya. 

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Provinsi Maluku Zeth Sahuburua dalam sambutannya mengatakan NU merupakan salah satu organisasi Islam potensial yang punya peranan yang sangat besar dalam membangun bangsa.

“Salah satu sumberdaya dan modal strategi pembangunan bangsa dan negara adalah kehadiran organisasi keagamaan yang berpijak pada potensi keindonesiaan,”ujarnya.

Menurut Sahuburua, selain merupakan organisasi Islam potensial, NU juga mempunyai andil ketika perumusan Konstitusi Indonesia sedang dirumuskan. Selain itu, NU juga memiliki kontribusi dalam mengisi pembangunan bangsa dan turut serta memberikan peran dalam aspek sosial melalui peran para Santriwan-Santriwati maupun alumni lulusan Pondok Pesantren.

“NU juga ikut dalam merumuskan konstitusi Indonesia, mengisi pembangunan, kesejahteraan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang ditandai dengan berdirinya ribuan Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi NU, serta teguh dalam rangka mempertahankan Pancasila, UU 45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI,”katanya.

Dijelaskan Sahuburua, di tahun 1950 NU kemudian melahirkan organisasi internal untuk terus mengisi pembangunan bangsa. Organisasi tersebut yakni Fatayat NU yang merupakan organisasi atau wadah yang dikhususkan bagi para perempuan-perempuan NU yang ingin memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam mengisi pembangunan bangsa.

“Dari rahim NU, lahirnya Fatayat NU pada tahun 1950 sebagai sebuah wadah perempuan-perempuan NU memperjuangkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alami dan nilai-nilai keindonesiaan yang berbasis pada kearifan lokal dalam potensi Indonesia yang multikultural,” bebernya.

Sahuburua menambahkan, hingga saat ini Fatayat NU terus bertransformasi dan berkarya bukan hanya untuk umat Islam, melainkan juga untuk umat agama lainnya.

“Terutama dalam rangka menjawab problema bangsa, khususnya masalah keperempuanan yang makin kompleks dewasa ini,”tandasnya.

Diakui Sahuburua, merupakan suatu kebahagiaan karena acara Konferensi Besar ke-16 Fatayat NU untuk pertama kalinya diselenggarakan di Kota Ambon.

“Sekali lagi, atas nama masyarakat Provinsi Maluku, kami menyampaikan terima kasih,” pungkasnya. (MP-9)

Pos terkait