Paparisa Sastra Nusa Ina Dideklarasikan Di Masohi

rudi amahai
Sastrawan Bety Rumkoda membaca deklarasi berdirinya Paparisa Sastra Nusa Ina di Masohi, Senin (23/3). Berbagai kalangan aktivis dan profesi ikut mendukung deklarasi ini. (foto rudi fofid)

Masohi, Malukupost.com – Sejumlah orang muda peserta Workshop Penulisan Kreatif mendeklarasikan berdirinya Paparisa Sastra Nusa Ina di Masohi, Kabupaten Maluku Tengah.  Workshop berlangsung di Art Garden, Karai, Amahai, 21-22 Maret, sedangkan deklarasi  di tempat yang sama, Senin (23/3).

Naskah deklarasi dibacakan oleh guru SMA Negeri 50 Maluku Tengah Bety Rumkoda diikuti para deklarator lainnya yang terdiri dari para dosen,  jurnalis, penyair, aktivis, dan mahasiswa.  Bety Rumkoda dikenal juga sebagai seorang sastrawan lulusan Universitas Pattimura Ambon.  Sedangkan deklarator lain adalah Rudi Fofid, Ard Latakua, Ancha Sapsuha, Lieke Patty, Minsen Tenine,  Ervin Rumailay, Erna Kasale, Michelle Batmetan, Maryane Pakniany, Aprilia de Fretes, Yunensy T. Pelupessy, Ria de Fretes, Meilin Tutuarima, Hesty J. Hulupaa, Devianti Fernandes, Vito Peirissa.

Dalam naskah deklarasi, disebutkan,  perjalanan manusia di Pulau Seram Nusa Ina sepanjang usia Tuhan dan usia Bumi adalah perjalanan sastrawi. Alam nan eksotik, tradisi yang menggetarkan, perang yang heroik, persaudaraan yang harum, semuanya menjadi semerbak sejarah dan kenangan dalam kapata-kapata yang sakral.

Deklarasi menyatakan, jejak sastra dan tradisi lisan pada masa silam  ikut membawa Manusia Seram memasuki abad ke-21. Bahwa hari ini, di tengah semarak sukacita karena ada berbagai berkah kemajuan, ternyata masih banyak cerita dan berita tentang derita dan air mata, penaklukan, penguasaan, penggusuran, perampasan, sehingga menjauhkan Nusa Ina dari kemakmuran, kedamaian, dan kebahagiaan.

“Maka untuk ikut serta secara aktif memajukan manusia dan kebudayaannya di Nusa Ina, sejalan dengan strategi kebudayaan nasional,  visi pemajuan kebudayaan,  dan memperhatikan secara saksama objek pemajuan kebudayaan, maka kami kaum muda sebagai anak kandung Nusa Ina yang berkumpul pada Hari Ekuinoks 21 Maret 2020 sampai 23 Maret 2020 di Art Garden Karai, Amahai, Maluku Tengah, menyatakan berdirinya Paparisa Sastra Nusa Ina,” demikian deklarasi itu.

Selanjutnya deklarasi menegaskan, visi Paparisa Sastra Nusa Ina adalah  Nusa Ina Makmur, Damai, Bahagia.  Sedangkan, misi paparisa adalah melestarikan tradisi leluhur Nusa Ina, melestarikan bahasa-bahasa asli yang hidup di Nusa Ina, membangun, mengembangkan,  dan memajukan sastra di Nusa Ina.

Dalam program prioritas,  Paparisa Sastra Nusa Ina menekankan pada penggalian dan identifikasi tradisi lisan di Bumi Nusa Ina, pendokumentasian kapata-kapata di Bumi Nusa  Ina, peningkatan kemampuan orang muda Nusa Ina pada seni sastra melalui pendidikan dan kaderisasi,  penerbitan karya-karya sastra dari Bumi Nusa Ina,  penyediaan ruang ekspresi sastra secara memadai, berkelanjutan, dan hidup-hidupan di Bumi Nusa Ina.

Ketua Umum Paparisa Sastra Nusa Ina Ard Latukua kepada Media Online Maluku Post usai deklarasi tersebut menyatakan, selain visi dan misi yang sudah dirumuskan, bengkel sastra yang baru berdiri  tersebut berorientasi  pada sastra daerah.

“Di Pulau Seram masih terdapat bahasa-bahasa asli yang hidup, sehingga kami ingin majukan sastra daerah melalui bahasa daerah, “ kata Latakua. (Maluku Post)

Pos terkait