Ambon, MalukuPost.com – Badan Musyawarah (Bamus) DPRD DKI Jakarta melakukan studi banding ke DPRD Maluku, yang dirangkai dalam rapat bersama pimpinan dan Anggota DPRD Maluku, dipimpin ketua DPRD Maluku, Lucky Wattimury, didampingi Ketua Tim Kunjungan Bansus DPRD DKI Jakarta Rani Mauliany, Ketua Fraksi Gerindra.
Ketua DPRD Maluku menyatakan studi banding itu berkaitan tugas dan fungsi Bamus, serta ingin mengetahui bagaimana cara Maluku khususnya DPRD mengambil peran penanganan Covid-19.
“Karena itu kami sudah jelaskan, Bamus di DPRD Maluku tidak hanya tugasnya menyusun jadwal, tetapi mendiskusikan persoalannya berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab Dewan,”ujarnya di Ambon, Jumat (09/10) usai pertemuan.
Dijelaskan Wattimury, hal lainnya berkaitan penanganan Covid-19. Dimana Bamus DPRD DKI Jakarta merespon langkah DPRD Maluku membentuk tim pengawasan penanganan Covid-19, yang terbagi dalam III sub tim.
Selain itu, walaupun ditengah pandemi Covid-19 agenda dewan tetap berjalan seperti biasa. Hal itu, diupayakan agar berbagai kesulitan dan tantangan, dapat dilaksanakan bersama-sama pemerintah membantu masyarakat menangani penyebaran Covid-19.
“Mengenai kebutuhan ekonomi masyarakat, untuk Kota Ambon lebih banyak diarahkan pada bantuan, tetapi di daerah lainnya tetap mengandalkan kebutuhan pangan. Contohnya dikampung saya di Porto, Kecamatan Saparua, Maluku Tengah, dimana kesadaran masyarakat untuk berkebun sangat luar biasa. Sehingga untuk saat ini pangan lokal menjadi primadona. Jadi orang Maluku untuk kebutuhan makan minum sehari-hari hadapi Covid-19 sudah terbiasa dengan pangan lokal,”bebernya.
Sementara itu, ketua Tim kunjungan Bamus DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliany, mengatakan ada banyak hal yang dipelajari dari studi banding itu, terutama agenda Dewan tetap berjalan ditengah pendemi Covid-19.
“DPRD selama Pandemi Covid-19 ,tidak ada pengurangan kegiatan, tetap buka walaupun ketakutan setiap orang ada. Apalagi anggota dewan ketemu tamu yang tidak pernah berhenti,”cetusnya.
Rani mengutip pernyataan Ketua DPRD Maluku bahwa segala sesuatu kalau dilaksanakan dengan tenang, tidak terlalu meledak, jadi semua secara teratur, dipikirkan dengan baik, dan harus dilakukan secara bersama-sama.
Rani menandaskan, apalagi Kota Ambon masuk zona merah, turun ke zona hijau, kembali lagi ke zona merah. Namun hal ini bukan sesuatu ketakutan, ini yang luar biasa.
“Jadi tidak ada sesuatu yang heboh, ada dua orang terpapar langsung tutup kantor, tetapi santai. Jadi orang mencerna segala sesuatu yang dibuat bisa dengan pikiran positif. Saya lihat panic attack luar biasa, tidak terlalu banyak,” katanya.
“Karena ketua mengatakan dari 200 orang di swab 3 tahap, disampaikan enak banyak, tidak ada unsur ketakutan. Kalau cara penyampaian salah, pasti panik, disini ada 51 pastinya panik. kami datang kesini dengan senang hati, insya Allah percaya kita bersama-sama menghadapi pandemi Covid-19,”katanya menambahkan.