Produksi Rumput Laut Meningkat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar

rumput laut

Batlayeri : Perlu Ada Intervensi Untuk Pengembangan Rumput Laut

Ambon, MalukuPost.com – Kabupaten Kepulauan Tanimbar merupakan salah satu daerah penghasil rumput laut di Maluku. Namun sayangnya produksi yang melimpah setiap tahunnya belum ditunjang dari sisi pengembangan rumput laut.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Frederick Junus Batlayeri berharap adanya intervensi dari pemerintah provinsi Maluku maupun pemerintah pusat, untuk melibatkan pihak swasta atau corporate guna pengembangan rumput laut dikarenakan konektivitas market pemasaran produksi perikanan sangat sulit.

kadis perikanan tanimbar
Frederick Junus Batlayeri

“Selama ini hasil produksi dikirim ke Surabaya-Korea selatan. kami menginginkan lewat produksi yang terus meningkat ada intervensi dari pihak-pihak tertentu maupun swasta bisa berinvestasi di Tanimbar, sehingga ada pabrik untuk pengembangan rumput laut,”ujarnya saat dikonfirmasi melalui via-telepone dari Ambon, Selasa (18/05/2021).

Menurut Batlayeri, produksi perikanan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar saat ini mencapai 500-600 ton per pasca panen, berasal dari beberapa sentral produksi terbesar diantaranya Larat 180 ton per pasca panen, Selaru 90-120 ton per pasca panen, Wermaktian 100-130 ton, dan yamdena.

“Saat ini pengembangan bersifat keterlibatan masyarakat secara aktif produksi per tahun diatass 500 ton per pasca panen rumput laut katoni. itu kretaifitas masyarakat dengan standar sendiri, tetapi kalau ada dukungan dari pemerintah secara utuh maka kita akan mencapai target per pasca panen 1000 ton,”bebernya

Batlayeri mengakui sudah bekerjasama dengan pemerintah provinsi Maluku untuk pengembangan 9 kebun bibit rumput laut (KBRL) yang akan dibagi berdasarkan potensi dan wilayah penyebaran rumput laut.

Dukungan LIN

Dijelaskan Batlayeri, sebagai daerah penyangga Lumbung Ikan Nasional (LIN), Kepulauan Tanimbar yang telah ditetapan sebagai kampung rumput laut, telah menyiapkan 1000 hektar dengan jumlah tenaga angkatan kerja per rumah tangga mencapai 2500, dimana penyerapan anggaran infrastruktur, fasilitas dasar diperkirakan mencapai Rp200 miliar.

“Berdasarkan hasil pembicaraan bersama Kemenko Kemaritiman dan Investasi dan Kementerian Kelautan Perikanan untuk perencanaan di tahun 2022,” katanya.

“Lahan yang baru digunakan untuk budidaya rumput laut di Kepulauan Tanimbar baru mencapai 9 ribu hektar dari total 22 ribu hektar. Hal ini tentu membuktikan ketersediaan lahan masih sangat luas untuk pengembangan baik itu budidaya maupun sektor tangkap dalam mendukung LIN,” katanya lagi.

Pos terkait