Negeri Soya Gelar Sosialisasi dan Rembuk Stunting

sosialisasi stunting soya
Foto bersama peserta kegiatan sosialisasi stuntung dan rembuk stunt8ng negeri soya bersama narasumbe

Ambon, MalukuPost.com – Raja Negeri Soya, John. L. Rehatta menyatakan, pemanfaatan Dana Desa untuk penanganan stunting dapat dimulai dari pemetaan sasaran secara partisipatif terhadap warga yang terindikasi perlu mendapat perhatian dan intervensi dalam penanganan stunting dari semua pihak terkait di Negeri Soya, baik Pemerintah Negeri, unsur masyarakat, unsur perempuan, unsur pemuda, unsur PKK, unsur pendidikan, unsur keagamaan, unsur Kader Pembangunan Manusia (KPM), calon pengantin hingga remaja putri.

“Sosialisasi stunting maupun rembuk stunting sangat penting, karena ini merupakan program nasional yang wajib dilakukan demi tercapainya penanganan stunting secara maksimal, khususnya di Negeri Soya,” ujarnya dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Negeri Soya, J. J. Melkiano Soplanit saat membuka kegiatan Sosialisasi Stunting 2023 dan Rembuk Stunting untuk Tahun Anggaran 2024, di Kantor Negeri Soya, Jumat (13 /09/2023)..

sosialisasi stunting soya2
Para narasumber kegiatan sosialisasi dan rembuk stunting Negeri Soya

Menurut Rehatta, sosialisasi itu akan dilanjutkan dengan Rembuk stunting yang berfungsi sebagai forum musyawarah antara pihak-ihak terkait, stakeholder dalam masyarakat dengan Pemerintah Negeri dan BPD atau Saniri untuk membahas pencegahan dan penanganan masalah kesehatan di negeri, khususnya stunting, dengan mendayagunakan sumber daya pembangunan yang ada di negeri Soya.

“Selanjutnya lewat Rembuk Stunting seluruh pemangku kepentingan merumuskan langkah yang diperlukan dalam upaya penanganan stunting termasuk bekerja sama dengan dinas layanan terkait,” katanya.

“Oleh karena itu status gizi dan kesehatan ibu dan anak merupakan penentu kualitas sumber daya manusia, status gizi dan kesehatan ibu pada masa pra-hamil, saat kehamilannya dan saat menyusui merupakan periode yang sangat kritis atau yang kita kenal dengan 1000 hari pertama kehidupan,” katanya lagi.

Dijelaskan Rehatta, sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk mampu bersaing baik mengingat persaingan global semakin wajib diperhitungkan, sehingga jika dengan kualitas kemampuan individu yang rendah akan berdampak pada minimnya produktivitas dan daya saing anak-anak bangsa sebagai sumber daya yang diandalkan, yang tentunya akan berpengaruh terhadap minimnya penghasilan dan perputaran ekonomi.

sosialisasi stunting soya4
Peserta kegiatan sosialisasi stunting dan rembuk stunting Neneri Soya

“Olehnya, pelaksanaan sosialisasi dna rembuk stunting ini kami harapkan akan menghasilkan sebuah data nantinya yang akan digunakan dalam Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Negeri Soya Tahun 2024,” tandasnya.

Rehatta juga mengajak semua pihak untuk bekerjasama dalam mendukung terwujudnya gizi seimbang menuju Negeri Soya yang sehat, berprestasi dan percepatan perbaikan gizi 1000 HPK.

“Saya percaya, dengan upaya yang maksimal salah satunya melalui pendekatan keluarga, kita akan mampu mencapai hasil yang lebih baik di masa depan asalkan kita dengan sungguh-sungguh melakukannya,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, kegiatan sosialisasi stunting dan rebuk stunting Negeri Soya menghadirkan empat orang narasumber, masing-masing Kepala Dinas P3AMD Kota Ambon, Meggy Lekatompessy dengan materinya “Kebijakan dan Peranan Desa/Negeri Dalam Percepatan Penurunan Stunting”, Kepala BKKBN Kota Ambon, Juliana Wilhelmina Patty yang membawakan materi “Strategi dan Kebijakan Pencegahan dan Penurunan Stunting”, Koordinator Program Gizi pada Dinas Kesehatan Kota Ambon, Febby Limaheluw yang materinya terkait “Pemberian Makahan Tambahan (PMT) Berbasis Makan Lokal (B2SA dan Nilai Gizi)”, dan Dokter Puskesmas Kayu Putih, Jesica Metekohy dengan materinya “Bahaya Merokok dan Hubungannya dengan Stunting”.

Pos terkait