Langgur, MalukuPost.com – Pernyataan tersebut disampaikan Hanifah Karim (Direktur Standarisasi dan Sertiikasi Usaha Kemenparekraf/Baparekraf RI disela-sela kegiatan penanaman mangrove di lokasi Inisiasi Kawasan Eduwisata Hoat Hawet Desa Ngilngof, Rabu (25/10/2023).
Menurut Hanifah, kelompok sadar wisata (pokdarwis) desa wisata ohoi Ngilngof harus bisa melihat bahwa potensi disini yakni wisata bahari. Olehnyaitu harus dimulai dengan wisata edukasi.
“Di lokasi ini, rencananya nanti akan dibangun wisata edukasi mangrove. Informasi yang kami terima sudah mulai bekerjsama dengan beberapa sekolah. Ini harus dikembangkan,” kata Hanifah.
Ia mengingatkan, tugas pokdarwis tidak hanya sampai disitu. Banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, salah satunya yakni akses jalan masuk menuju lokasi wisata edukasi mangrove ini.
“Kalau dilihat dari lokasinya saat ini, memang agak sulit bagi anak-anak usia SD untuk kesini karena akses jalannya masih alami (apa adanya). Fasilitas lainnya juga harus ditingkatkan, namun tetap menjaga keaslian lokasi ini yang mana dikelilingi rindangnya pepohonan. Kondisi alam yang asli ini hrus dijaga,” ungkapnya.
Hanifah mengatakan, edukasi tentang wisata mangrove memang harus dibangun sejak usia dini, agar menumbuhkan rasa kecintaan anak-anak terhadap alam desanya. Dengan demikian, suatu saat nanti mereka akan membangun desa wisata ohoi Ngilngof ini
Diakuinya, prospek desa wisata Ngilngof kedepan sangat bagus. Untuk itu, banyak yang harus dikembangkan.
“Homestay/resort itu belum terlalu banyak, namun harus tetap dijaga keberadaannya, jangan kemudian jadi liar, karena jika terlalu banyak jumlahnya juga mengganggu estetika,” tandasnya.
Ia berharap, jika ada investor dari luar mau berinvestasi disini, sebaiknya harus dibicarakan (dikomunikasikan) dengan baik dan tuntas bersama pemerintah dan warga setempat.