Tual, MalukuPost.com – Peristiwa kematian tragis yang menimpa SK (16) pada Minggu (12/11/2023) dini hari, saat ini menjadi sorotan semua pihak, tidak terkecuali perempuan Kei.
Salah satunya adalah Fobbi Peni Wansaubun, Sekretaris BEM STKIP Persada Evav Tual.
Tergabung dengan rekan-rekan mahasiswa dari HIPMI Cabang Tual- Malra dan perwakilan keluarga korban melakukan aksi demo.
Aksi tersebut dilaksanakan pada dua titik, yakni bundaran depan kantor DPRD Kota Tual dan pintu masuk Mapolres Tual.
Kepada awak media usai menyampaikan orasinya mewakili kaum perempuan Kei, Fobbi pun menyampaikan rasa sedih dan prihatin atas tragedi ini.
“Saya sebagai perempuan Kei sangat bersedih hati dengan kejadian tragis yang menimpa saudari kami SK ini,” kata Fobbi.
Ia menjelaskan, persoalan tentang kekerasan baik fisik dan seksual kepada kaum perempuan di Kei ini sudah berulang-ulang kali terjadi.
Namun selama ini tidak terselesaikan dengan tuntas.
Fobbi juga menyayangkan sikap pemerintah Kota Tual dan DPRD daerah setempat hanya berdiam diri.
“Peristiwa ini sudah dari hari minggu kemarin, tapi pihak pemerintah baik eksekutif dan legislatif hanya berdiam diri (tutup mulut),” sesalnya.
Kinerja Polres Tual, lanjut Fobbi, tidak serius dalam menangani masalah ini.
“Kinerja Polres Tual tidak serius, karena hingga hari ini saja belum ada pernyataan resmi dari Kapolres Tual tentang peristiwa naas yang menimpa adik saya SK ini,” tandasnya.
Ia mengungkapkan, dirinya bersama teman-teman mahasiswa dan perwakilan dari keluarga korban melakukan aksi kemanusiaan (demo) untuk menyampaikan aspirasi dan mempertanyakan kinerja pihak Polres atas peristiwa tragis ini.
“Kami minta pihak polres Tual segera menangkap pelaku yang diduga melakukan tindakan kekerasan fisik dan seksual terhadap adik kami SK. Saya ingatkan bahwa kasus seperti ini bukan hal baru, tapi sudah berulang-ulang, tapi apa hasilnya, tidak satupun yang tuntas,” ungkapnya,
Fobbi menambahkan, peristiwa ini juga menjadi warning dan evaluasi bagi tokoh-tokoh adat dan agama, agar serius dalam melihat persoalan-persoalan kemanusiaan termasuk kasus kekerasan seksual terhadap kaum perempuan.
“Kami meminta tokoh adat dan agama untuk bermusyawarah agar mempertegas kembali hukum adat Kei yang mengatur keluhuran dan kemuliaan perempuan,” pungkasnya.
Diketahui, dalam berita media ini sebelumnya menjelaskan seorang wanita berinisial SK (16) ditemukan tidak bernyawa di sekitar bundaran depan SPBU Un Kota Tual, Minggu (12/11/2023) dinihari.
SK merupakan warga Desa Rumoi, Kecamatan Teor, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Keluarga baru mengetahui kejadian ini minggu pagi pukul 08.30 WIT, setelah korban dihantar ke RS.