Ambon, MalukuPost.com, – Musisi Doddie Latuharhary membuktikan keseriusan soal kesejahteraan penyanyi di Maluku. Inilah salah satu alasan solois lagu Dingin itu memproklamirkan diri sebagai caleg anggota DPRD Maluku 2024 – 2029 dari Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) untuk daerah pemilihan Kota Ambon.
“Beta bilang, bila beta hadir disana (menjadi aleg DPRD Maluku), beta akan perjuangkan itu. Kesetaraan harga sehingga kesejahteraan musisi dan penyanyi harus dilihat. Bernyanyi deng musik tu identitas,” tegas Doddie berdialek Ambon, Kamis, 8 Februari 2024.
Menurutnya, kesejahteraan para pelaku ekonomi kreatif terutama bidang musik di Maluku belum mendapat perhatian dengan masih rendahnya standarisasi honor yang diterima para musisi atau penyanyi yang tampil.
“Mereka dibayar rendah. Itu terjadi berulang-ulang. Itu berarti, Kota Ambon sebagai Ambon City of Music tidak berpihak terhadap insan-insan musik di daerah sendiri. Saya tidak mengada-ada,” ujar Doddie.
Akibatnya, lanjut Doddie, para penyanyi itu dalam posisi lemah terkait komisi tampil. Mereka menerima saja bayaran yang ditawarkan. Jika menolak akan diganti dengan penyanyi lain yang tampil. Akhirnya, terjadi persaingan tak sehat antar penyanyi lokal.
“Minimal ritmenya sama dengan pungutan pajak dari pemerintah di rumah makan, restoran dan lainnya. Tidak dibayar rendahlah. Karena terlalu kecil pendapatan, akhirnya mereka saling menjatuhkan satu sama lain. Ini paling berbahaya,” pungkasnya.
Meski begitu, Doddie meyakini ada banyak cara untuk mengatasi masalah diatas, diantaranya diperlukan upaya dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk
membentuk regulasi, perjanjian kerja yang jelas dan kerja sama antara semua pihak terkait industri musik, yang memastikan para musisi dan penyanyi menerima honor yang layak sesuai kontribusi dan kualitas mereka.
“Kalau saya disana (terpilih jadi aleg), kami panggil pemerintah, tolong buat Perda. Kalau tidak sanggup, bikin Pergub agar anak-anak musik diberi kesetaraan harga. Di hotel, rumah kopi, cafe, restoran dan lainnya. Kesetaraan harga,” tuturnya.
Mengakhiri penjelasannya, Doddie kembali menegaskan, daerah yang dikenal karena industri musiknya memang menarik banyak perhatian dalam pengembangan promosi industri kreatif. Namun, penting juga untuk memastikan para penyanyi dan musisi yang berperan dalam menciptakan budaya musik mendapatkan kesejahteraan yang layak. Sebab, mereka berhak mendapat penghidupan yang layak dari pekerjaannya.
“Orang Jakarta, liat wajah hitam, orang Ambon ya? Pasti suaranya bagus? Yang penting mereka sudah mengidentitaskan orang Maluku pasti suaranya bagus. Jadi itu identitas. Lalu mereka datang ke Ambon mau dengar orang Ambon nyanyi. Sampai disini, palingan cuma di Cafe Warbox. itu saja, sisanya? Akhirnya mereka bilang aduh dimana? Cari orang nyanyi di Ambon kok sudah susah ya?” tutup Doddie.