
Tual, MalukuPost.com – Persidangan LXXII Klasis GPM Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual menjadi momentum penting dalam perjalanan pelayanan gereja di daerah ini.
Dengan usia pelayanan yang telah melampaui 72 tahun, Klasis Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual semakin menunjukkan kedewasaan sebagai lembaga yang mampu memberikan dampak positif bagi jemaat serta masyarakat di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara (Malra).
Hal itu disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Malra Charlos Viali Rahantoknam pada pembukaan Persidangan LXXII Klasis GPM Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual di Gereja Sinai Jemaat Taar, Minggu (9/3/2025).
Dalam sambutannya, Wabup Rahantoknam menegaskan pentingnya kemitraan antara gereja dan pemerintah dalam membangun daerah. Meski keduanya merupakan entitas yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Gereja memiliki peran profetik dalam membentuk karakter masyarakat sesuai ajaran Kristiani, sementara pemerintah bertanggung jawab membangun kualitas sumber daya manusia agar memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai etika dan religius yang kuat.
Oleh karena itu, kolaborasi yang erat antara kedua pihak diharapkan dapat mempercepat terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan.
Wabup mengatakan, salah satu poin utama yang ditekankan dalam persidangan ini adalah dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan kewirausahaan.
Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, seperti perikanan dan pariwisata, masyarakat diharapkan mampu mengembangkan usaha kecil dan menengah (UMKM) yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dengan semakin baiknya konektivitas wilayah dan akses terhadap teknologi informasi, peluang pasar pun semakin terbuka luas.
Pemkab Malra, lanjut Wabup, menyatakan komitmennya untuk mempermudah perizinan, memberikan bantuan modal usaha, serta melakukan transfer pengetahuan dan teknologi guna mendukung pengembangan UMKM.
Selain itu, dalam rangka menjaga stabilitas sosial dan politik, gereja juga diharapkan berperan aktif dalam membina generasi muda agar menghindari konflik dan lebih fokus pada kegiatan produktif.
Keamanan dan ketertiban merupakan prasyarat utama bagi kemajuan daerah. Untuk itu, upaya pembinaan yang telah dilakukan gereja diharapkan terus berlanjut dan bersinergi dengan langkah-langkah preventif serta kuratif dari pemerintah dan aparat keamanan.
“Terlebih, momentum keagamaan saat ini, di mana umat Kristiani menjalani masa Pra-Paskah dan umat Muslim melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan, menjadi kesempatan emas untuk mempererat toleransi dan kebersamaan di antara masyarakat,” kata Wabup.
Wabup Rahantoknam mengingatkan pentingnya dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam menjalankan visi dan misi pembangunan.
“Masyarakat diingatkan akan pesan dari Kitab Yeremia 29:7 yang berbunyi, Usahakanlah kesejahteraan kota di mana kamu aku buang,” imbuh Wabup.
Prinsip No One Left Behind (tidak boleh ada yang tertinggal) menjadi landasan dalam menjalankan pembangunan, sehingga setiap individu memiliki kesempatan untuk berkontribusi dan merasakan manfaat dari kemajuan daerah.
Nilai-nilai budaya Kei, seperti semangat maren dan filosofi ain ni ain, harus terus dijunjung tinggi agar kebersamaan dan persatuan tetap terjalin erat dalam membangun daerah yang lebih baik.
Wabup juga berharap, Persidangan LXXII ini dapat melahirkan gagasan dan program yang membawa manfaat besar bagi jemaat dan masyarakat secara umum.
“Dengan semangat kebersamaan dan kerja sama antara gereja, pemerintah, dan seluruh elemen masyarakat, Kota Tual dan Kabupaten Malra dapat semakin maju dan sejahtera,” tandasnya.