Selanjutnya jika kisruh ini masih berbuntut panjang, pembubaran ’tim siluman’ futsal Pra PON XIX/2015 Maluku merupakan konsekuensi logis dan tertanggung jawab yang harus dilakukan manajemen KONI Maluku.
“Jangan karena pertemanan dan sama-sama berada dalam satu gerbong di kampus lalu pengurus KONI Maluku tetap pada pendirian yang subjektif namun sangat melukai hati masyarakat futsal Maluku. Kalau sinyalemen kami benar, hal ini tidak fair, tidak objektif dan tidak dapat ditoleransi,” kritik Wakil Ketua Aliansi Masyarakat Peduli Dunia Olahraga Maluku (AMPDOM) Domi Alexander Latupeirissa kepada Maluku Post via ponselnya, Selasa (14/4).
Domi berpendapat kisruh tim siluman futsal Pra PON XIX/2015 Maluku tak akan tersaji ke permukaan jika KONI Maluku bersikap profesional dengan memediasi pertemuan elegan antara pengurus harian Asosiasi Provinsi PSSI Maluku dengan pengurus utama Asosiasi Futsal Daerah (AFD) Maluku.
“Karena dari awal tidak ada komunikasi dan mediasi yang harmonis, sehingga ego pertemanan lebih ditonjolkan, padahal dari aspek aturan dan kewenangan orang yang dipercayakan KONI Maluku tersebut sangat tidak berhak menangani tim definitif futsal Maluku,” paparnya.
Senada dengan itu, Wakil Ketua interim Forum Penyelamat Olahraga Maluku (FPOM) Kamarudin Bolat menuding ada permainan orang dalam KONI Maluku sehingga pembentukkan ’tim siluman’ futsal Pra PON XIX/2015 Maluku tidak melalui konsultasi dan kesepakatan final dengan pengurus teras AFD Maluku.
“Kami menduga karena ada yang punya kepentingan pribadi dan kelompok, tim siluman futsal Pra PON Maluku akhirnya dibentuk oknum-oknum tertentu di Asprov PSSI Maluku. Kami khawatir semua ini karena balas budi kegagalan tim Pra PON Sepakbola Remaja Maluku tahun lalu,” duganya.
Bolat mencurigai aroma suksesi di kampus Universitas Pattimura pada akhir 2015 sengaja disusupkan dalam kasus ini sehingga objektifitas tidak lagi menjadi ukuran pembentukkan tim futsal Maluku.
“Jangan karena gerbong pengurus KONI Maluku lain dan gerbong pengurus AFD Maluku dengan Rektor Unpatti saat ini lain sehingga konsultasi dan komunikasi antara KONI Maluku dengan AFD Maluku tak pernah terjadi ibarat lewat belakang pintu saja,”tutupnya menyindir. (mp09/ros)