Mantan Persebaya Prihatin Sepakbola Maluku

yongki kastanya
Ambon, Maluku Post.com – Di markas Persebaya Surabaya, klub raksasa Indonesia asal Jawa Timur, siapa yang tak kenal pria asal Ambon, Maluku, yang satu ini. Selain Ferryl Raymond Hattu, Yongky Kastanya merupakan pemain inti “The Green Force”—sebutan Persebaya– selama 14 tahun yang selalu masuk starting eleven tim asal Kota Pahlawan itu semenjak bergulirnya Liga Sepakbola Utama (Galatama) hingga Perserikatan.

Posisinya tak tergantikan sebagai gelandang bertahan, posisi sentral. Puncak karier Yonyky adalah ketika membawa Persebaya menjuarai kompetisi perserikatan musim 1987/1988 setelah mengalahkan Persija di final yang berkesudahan dengan skor 3-2 untuk Persebaya.

Sukses tersebut mencatatkan namanya sebagai salah satu pemain yang menorehkan tinta emas bersama Persebaya.

“Saya ke Surabaya ketika masih SMP. Saya bermain untuk Persebaya sejak tahun 1980 dan memilih pensiun tahun 1994. Jadi selama 14 tahun saya tetap menjadi pemain inti Persebaya,” kata Yongky dalam bincang-bincang dengan Maluku Post di Lantai I Swiss Bellhotel, Jalan Kapitan Ulupaha Ambon, Kamis (23/4/2015).

Yongky datang ke tanah kelahirannya untuk membesuk ibunya yang lagi sakit.

 “Sudah lama baru saya datang lagi di Ambon. Saya memang sudah lama ingin datang ke sini, karena tahun 2011 itu saya ikut menangani tim Pra PON sepakbola Maluku. Waktu itu saya dan bung Gafar Lestaluhu menjadi asisten pelatih dari bung Aries Sainyakit,” tuturnya.

Saat ini Yongky bersama Yusuf Mony, ayah kandung Refa Mony, menjadi asisten pelatih Hanafing yang ditugaskan menangani tim Pra PON Jatim tahun 2015.

“Jatim sendiri sudah persiapan selama 2 tahun sebelum PON. Saya prihatin tim Pra PON Maluku belum terbentuk, apalagi bikin persiapan, padahal agenda Pra PON sudah semakin dekat. Di sini biasanya air sudah di leher baru persiapan. Kapan juaranya kalau begitu,” ujarnya prihatin.

Yongky mengaku tidak sulit bagi Maluku untuk lolos ke PON dari cabor sepakbola sepanjang ada kerja keras dan komitmen Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Maluku dan koleganya.

“Waktu Pra PON tahun 2011 sebenarnya kita bisa lolos, karena materinya bagus. Mungkin hanya kesalahan pelatih kepala memasukan pemain yang belum matang pengalaman sehingga menjadi lubang kelemahan tim Maluku yang akhirnya kalah 1-3 dari Papua, padahal cukup seri menahan imbang Papua, Maluku langsung lolos ke PON 2012 Riau. Kalau mau lolos lagi mestinya Asprov PSSI Maluku melobi PSSI untuk menambah satu wakil dari Sulawesi, misalnya Sultra, ke Grup Timur yang berisi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat,” bebernya.

Yongky menambahkan sepeninggal mendiang John Jonathan Mailoa, PSSI Maluku sebagai otoritas sepakbola di Maluku tak lagi dikomandani sosok-sosok penggila bola yang mau mengorbankan harta, tenaga dan waktunya hanya untuk pembinaan dan prestasi sepakbola Maluku.

“Saya prihatin dengan kondisi sepakbola Maluku saat ini. Saya melihat sosok almarhum pak John Mailoa masih punya komitmen yang jauh lebih baik dari pimpinan PSSI Maluku saat ini. Kalau sudah gagal, harusnya dengan legowo memberikan tanggung jawab kepada orang lain. Saya setuju dengan usulan kalau yang menjadi pimpinan PSSI Maluku adalah bukan putra daerah Maluku sepanjang sosok itu punya komitmen kuat memajukan sepakbola daerah ini”. “Saya memang sedih karena orang selalu tanya-tanya ke saya, bung kenapa banyak pemain asal Maluku di timnas dan di hampir seluruh tim di Indonesia ada pemain asal Maluku, tapi tak ada tim sekelas ISL dari Maluku. Ini sebenarnya tantangan, namun hal ini menjadi beban utama bagi orang-orang yang mengurusi organisasi sepakbola Maluku,” kesannya. (rony samloy/09) 

Nama         : Yongky Kastanya
Tempat/tanggal lahir : Ambon / 7-2-1971
Tinggi/berat badan : 162 cm / 58 kg
Ayah        : M Kastanya (Alm)
Ibu        : Yohana
Istri        : Shierly S Kastanya

PRESTASI : 1976 : Klub Puspa Ragam Ambon 1976
                : PSA Ambon 1979
                : Assyabaab Surabaya 1981
                : Persebaya di Piala Yusuf Ujungpandang 1983-1984
                : Persebaya divisi utama (nomor III) 1986-1987
                : Persebaya divisi utama runner up 1987-1988
                : Persebaya divisi utama juara 1993-1994
                : Persebaya Liga dunhill nomor III

Pos terkait