Langgur, Malukupost.com – Falsafah orang (masyarakat adat) Kei sejak zaman dahulu (para leluhur) yakni Sob Duad Taflurut Nit yang artinya meminta berkat dengan berdoa kepada Tuhan, serta memohon bantuan dari para Leluhur, menjadi pedoman hidup masyarakat Kei ketika menghadapi suatu permasalahan hidup, baik secara individu, keluarga maupun kelompok masyarakat secara luas.
Pandemik Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda penjuru dunia, telah berdampak pula pada kehidupan masyarakat kabupaten Maluku Tenggara (Malra) secara khusus, dan kepulauan Kei pada umumnya.
Hingga kini, upaya pencegahan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malra lewat Tim Satuan Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19, terus-menerus dilakukan tiada henti, mulai dari kota hingga seluruh pelosok ohoi (desa).
Selain itu, tokoh-tokoh adat yang terdiri dari para Rat (Raja) dalam kapasitasnya sebagai pimpinan Ratschap, juga telah mengambil peran dengan melaksanakan upacara ritual adat setempat, yang telah dilakukan beberapa waktu lalu.
Setelah proses upacara (ritual) adat tersebut, maka dilaksanakan pula Doa Bersama oleh para tokoh agama yakni Katolik, Islam, Protestan dan Hindu, yang dipusatkan di kantor Bupati setempat, Rabu (8/4/2020).
Kegiatan doa bersama tersebut yakni meminta pertolongan dan keselamatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, agar bumi Larwul Ngabal ini terhindar dan dijauhkan dari wabah pandemik Covid-19.
Untuk diketahui, para tokoh dalam kegiatan Doa Bersama tersebut yakni Wakil Uskup Wilayah Kei Kecil (Pastor Eko Rejaan, Pr), Ketua Majelis Ulama Indonesia Malra (Hi. Muhammad Zein Matdoan), Ketua Klasis Gereja Protestan Maluku Wilayah Pulau-pulau Kecil dan Kota Tual (Pdt. Frans J. Syahilatua, S.Th), dan Pimpinan Umat Hindu Dharma Malra (Badul Lefmanut). (MP-15).