Tahuri Iring Maestro Christian Tamaela Ke Tanah Makam

tamaela2 scaled
Seniman Vigel Faubun meniup tahuri ketika jenazah Pendeta Christian Izaac Tamaela diusung mennggalkan Gereja Rehoboth menuju TPU Benteng, Senin (20/4). Tamaela yang dikenal sebagai seniman gereja tersebut menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Bakti Rahayu sehari sebelumnya. (foto rudi fofid)
foto tamaela1 scaled
Ny Fransina Anakotta, istri Pendeta Christian Tamaela meletakkan bunga tanda kasih di dalam keranda sebelum jenazah almarhum diantar ke tanah makam.(foto rudi fofid)

Laporan: Rudi Fofid-Ambon

Ambon, Malukupost.com – Rintik hujan tercurah saat ratusan warga mengantar jenazah Pendeta Christian Izaac Tamaela ke tempat peristirahatan terakhir di Benteng, Ambon, Senin (20/4) petang. Sejak dilepas di Gereja Rehoboth, tiupan tahuri terus bergaung, bahkan sampai ketika makam ditutup.

Seniman Vigel Faubun dari Komunitas Kalesang Maluku dengan baju hitam dan kain berang di kepala, adalah sosok yang berinisiatif meniup tahuri.

“Ama Christian Tamaela adalah seorang maestro. Saya harus tiup tahuri sebagai rasa hormat tertinggi kepadanya,” kata Vigel.

Vigel juga mengucapkan doa dalam Bahasa Nuaulu. “Karihunu manaete Upu Pandita, Upu Anahatana atapea aherati.” Artinya, selamat jalan Bapa Pendeta, Tuhan menyambut di surga.

Meskipun spontan, aksi Vigel dengan tahurinya, sejalan dengan lagu terakhir di dalam gereja yang dipersembahkan kelompok Cristal (Tutorship Christian I. Tamaela). Mereka melantunkan lagu karya sang maestro bertajuk “Dengarlah Suara Tahuri”.

Selain Vigel, terdapat pula paduan terompet yang mengiring sampai di pemakaman.  Terlihat pula belasan aktivis organisasi kemasyarakatan Satu Rasa Maluku Salam-Sarani, terdiri dari pemuda-pemuda Islam-Kristen, mengantar sampai ke TPU Benteng.

Pendeta Tamaela dilepas oleh segenap warga Gereja Protestan Maluku (GPM) di Gereja Rehoboth dalam ibadah yang dipimpin Pendeta Nancy Souisa. Pelepasan dilakukan oleh keluarga besar Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Ambon dipimpin Rektor J. Damamain. Selain itu, sambutan pelepasan juga disampaikan Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode GPM A.J.S. Werinussa.

Damamain menyatakan UKIM sangat bangga karena pernah memiliki seorang sosok pendeta sekaligus seniman sehebat Pendeta Christian Tamaela. Ia menyampaikan penghargaan kepada istri almarhum Ny Fransina Anakotta, anak-anak dan segenap keluarga besar Tamaela yang telah memberi dukungan kepada almarhum.

Sementara itu, Ketua Sinode GPM A.J.S. Werinussa menyatakan GPM sangat kehilangan seorang pendeta tangguh, yang telah mengabdikan diri selama 38 tahun di GPM.

DARI RUMAHTIGA

Dari daftar riwayat hidup yang disusun Sinode GPM, diketahui riwayat kependetaan sang maestro dimulai dengan masa vikaris di Jemaat GPM Rumahtiga tahun 1983. Lulusan Sekolah Tinggi Teologi (STT) GPM Tanah Lapang Kecil itu diangkat menjadi pendeta tahun 1984, sekaligus sebagai tenaga pengajar di STT. Ia mengasuh mata kuliah ilmu musik.

Setahun kemudian, GPM memberi kesempatan tugas belajar di Asian Institute for Liturgy and Music di Manila. Sepulang dari Manila tahun 1989 dengan gelar Bc.M (Bachelor in Church Music), ia diangkat sebagai dosen tetap di Fakultas Teologi UKIM.

Pendeta Tamaela mendapat gelar Master Theology dai South East Asia Graduate School of Theology tahun 2001. Tiga tahun kemudian, ia meraih gelar MA dari Vrije Universiteit Amsterdam.

Almarhum lahir di Soahoku, 17 September 1957, dan wafat dalam usia 62 tahun. Ia meninggalkan seorang istri, Ny Fransina Anakotta, tiga orang anak Hennils, Frishan Donaid, dan Alfenmais. Juga seorang menantu dan satu orang cucu.

Sepanjang kariernya sebagai pendeta, Tamaela juga melakoni hidup sebagai seniman yang loyal. Ia menari, menyanyi, main musik, melatih kesenian, menjadi juri, fasilitator, narasumber, pada level lokal sampai internasional.

Lagu-lagu karya Tamaela tidak terhitung persis jumlahnya. Sebagian sempat diarsipkan, namun banyak pula yang tidak ada arsip. Beberapa lagunya mengisi buku Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ), Nyanyian GPM, dan sebagainya.

Almarhum dikenal luas di dalam dan luar negeri. Banyak pendeta dan seniman merasa kehilangan sosok Tamaela. Media sosial dipenuhi ungkapan dukacita. Warga Maluku bahkan merasa kehilangan ganda sebab baru saja Glenn Fredly berpulang, kini giliran Tamaela. (Malukupost)

Pos terkait