Tim Unpatti Paparkan Hasil Studi Social Mapping Blok Masela

mon tanimbar

Saumlaki, Malukupost.com – Tim peneliti dari Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon sukses memaparkan hasil pemetaan sosial atau social mapping terkait kondisi sosial desa terdampak dari aktivitas operasi pengembangan blok Masela serta rekomendasi usulan program pemberdayaan masyarakat.

Selain Unpatti, studi itu juga merupakan buah dari kolaborasi dan sinergi yang manis dari beberapa elemen Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal antara lain Yayasan Sor Silai Tanimbar, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Maluku (YPMM) dan Yayasan Santa Lusia.

Setelah proses studinya berakhir, tim peneliti memaparkan hasil akhir kepada perwakilan manajemen INPEX Masela Ltd. serta departemen terkait yakni Communications & Relations (C&R), Human Resource Development (HRD) dan Supply Chain Management (SCM).

Hadir dalam kegiatan tersebut pimpinan Unpatti dan seluruh anggota tim dari Unpatti maupun LSM lokal secara darring, Rabu (17/3/2021).

“Adapun pelaksanaan studi sendiri dilaksanakan dalam kurun waktu empat bulan. Walaupun kalau boleh jujur, studi ini penuh dengan tantangan-tantangan khususnya terkait dengan dampak dari Covid-19 yang melarang tim dari Unpatti ke Tanimbar, namun Alhamdulillah, puji Tuhan berkat kerjasama yang baik dari seluruh pihak termasuk INPEX, kami dapat menyelesaikan seluruh rangkaian proses pemetaan sosial sesuai dengan target yang diharapkan,” ungkap Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama Unpatti, Muspida.

Sementara itu, Ketua tim social mapping Unpatti, Yoseph Ufie menyatakan, sasaran atau lokus utama pelaksanaan studi social mapping adalah desa-desa yang berkategori terdampak dan terpengaruh atas operasi blok Masela sesuai dengan hasil kajian dari AMDAL yang saat ini sedang berproses.

“Desa-desa tersebut kebanyakan berlokasi di Kecamatan Tanimbar Selatan dan sebagian kecil di Kecamatan Wertamrian,” ujarnya.

Yoseph katakan, terkait dengan metodologi pengambilan data, dengan adanya pandemi Covid-19 yang membatasi kontak fisik dan perjalanan ke luar daerah, pihaknya harus melakukan sejumlah langkah kreatif agar data tersebut dapat diperoleh dan disajikan tanpa menurunkan kualitas dari laporan.

“Akhirnya kami memutuskan untuk membagi dua tim, yakni tim peneliti Unpatti sebanyak enam orang dan tim lokal yang terdiri dari putera-puteri Tanimbar sebanyak enam orang,” tandasnya.

Dijelaskan Yoseph, tim lapangan bertugas untuk pengambilan data lapangan, penyebaran kuesioner serta melakukan wawancara secara offline, sementara tim Unpatti di Ambon yang bertanggungjawab melakukan wawancara via daring, interpretasi dan analisa data serta pelaksanaan dua Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan bersama jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Tanimbar di awal dan akhir tahapan studi untuk mendapatkan masukan dan perbaikan.

“Adapun output dari studi tersebut yang dipaparkan kepada INPEX antara lain profil umum dan karakteristik desa-desa sasaran, potensi sumberdaya dan lahan desa, serta pola pemilikan dan pemanfaatannya. Selain itu, peta stakeholder dan karakteristiknya, jaringan sosial dan derajat relasi sosialnya, masalah sosial dan potensi konflik, modalitas sosial (ragam jenis), jenis- jenis kerentanan sosial dan kel rentan data, kebutuhan masyarakat, respon dan sikap warga terkait Blok Masela (on shore), usul saran rekomendatif program CSR, desain renstra CSR, perspektif dukungan Pemda Kabupaten Kepulauan Tanimbar terkait Usul serta saran program CSR dan sinergitas,” bebernya.

Senior Manager Communications and Relations yang mewakili manajemen INPEX Masela Ltd., Puri Minari menyambut baik terlaksananya studi sosial mapping yang diinisiasi oleh perusahaan INPEX. Selain bermanfaat, studi itu memang merupakan sebuah kewajiban oleh SKK Migas sebagai persyaratan awal sebelum dilaksanakannya program pengembangan masyarakat di sebuah wilayah kerja dan untuk itu perlu dilakukan update secara berkala.

Menurut Puri, terkait dengan hasil studi dan usulan program yang diusulkan oleh Unpatti, dirinya mengaku tidak menyangka pihak Unpatti dan tim dapat menyajikannya secara lengkap dan komprehensif. sedangkan tentang hasil studi ini, pihaknya berjanji untuk menjadikannya sebagai basis dalam perencanaan dan implementasi program kedepan.

“Saya terus terang cukup surprise dengan hasil dan paparan yang dilakukan oleh UNPATTI dan teman-teman LSM. Dengan adanya sejumlah tantangan dan hambatan terutama akibat dampak dari Covid-19, ternyata tetap mampu mempertahankan kualitas dari laporan yang dihasilkan,” katanya.

Puri juga memuji tim peneliti karena menyajikan data yang sangat detail, komprehensif dan mampu membawa manajemen INPEX untuk melihat dengan jelas permasalahan, potensi dan isu-isu strategis di tiap-tiap desa yang menjadi sasaran dari studi ini.

“Saya pikir ini akan menjadi modal baik kami kedepan untuk pembahasan program-program PPM kedepan,” ujarnya.

Terkait dengan kondisi terkini khususnya terkait PI 10%, peneliti senior asal LSM Santa Lusia, Paulus Laratmase dalam paparannya menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang menjadi tantangan sekaligus peluang yang bisa dilakukan.

“Kita harus melihat dari dua sisi kacamata yakni proyek blok Masela ini sendiri dan INPEX secara status dan entitas perusahaan. INPEX menurut saya bahkan sebelum beroperasi telah banyak melakukan sejumlah program CSR yang positif dan berdampak langsung kepada masyarakat Tanimbar,” katanya.

“Sementara di satu sisi menurut Paulus, ada tuntutan saat ini oleh Pemerintah Daerah Tanimbar terkait alokasi PI 10%. Oleh karena itu, kita perlu menangkis adanya sejumlah opini-opini yang mengaburkan dan cenderung menyesatkan bahwa ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab INPEX. Untuk itu, saya pikir perlu adanya sosialisasi yang lebih agresif agar masyarakat tidak salah paham dan melakukan aksi-aksi yang merugikan kedepannya,” katanya menambahkan.

Pos terkait