Bupati Hanubun Pimpin Upacara Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2021 Di Malra

bupati Malra30

Langgur, MalukuPost.com – Upacara peringatan Hari Guru Nasional tahun 2021 tingkat Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) yang dipusatkan di Stadion Maren Langgur, Kamis (25/11/2021), diikuti oleh para guru dan siswa-siswi tingkat SD, SMP serta SMA setempat.

Sejumlah grup Marching Band turut ambil bagiaan dalam upacara dimaksud.

Bupati M. Thaher Hanubun bertindak selaku Pembina Upacara sekaligus membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim.

Pantauan media ini, turut hadir yakni Pimpinan DPRD setempat, Forkopimda, pimpinan OPD, serta seluruh para guru dari tingkat TK/PAUD hingga SMA se-kabupaten Malra.

Dalam sambutannya yang dibacakan Bupati Hanubun, Mendikbud RI mengatakan, tahun lalu adalah tahun yang penuh ujian.

“Kita semua tersandung dengan adanya pandemi. Guru dari Sabang sampai Merauke terpukul secara ekonomi, terpukul secara kesehatan, dan terpukul secara batin,” katanya.

Dengan kondisi demikian, guru mau tidak mau mendatangi rumah-rumah pelajar untuk memastikan mereka tidak ketinggalan pelajaran.

Guru mau tidak mau harus mempelajari teknologi yang belum pernah mereka kenal, dan menyederhanakan kurikulum untuk memastikan murid mereka tidak belajar di bawah tekanan.

“Guru di seluruh Indonesia menangis melihat murid mereka semakin hari semakin bosan, kesepian, dan kehilangan disiplin. Tidak hanya tekanan psikologis karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), banyak guru mengalami tekanan ekonomi untuk memperjuangkan keluarga mereka agar bisa makan. Sangat wajar jika dalam situasi ini banyak guru yang terdemotivasi,” terangnya.

Diungkapkannya, dibalik tekanan-tekanan yang dialami guru di tengah pandemi ternyata ada fenomena yang tidak terkira.

“Saat saya menginap di rumah guru honorer di Lombok Tengah, saat saya menginap di rumah Guru Penggerak di Yogyakarta, saat saya menginap bersama santri di pesantren di Jawa Timur, saya sama sekali tidak mendengar kata putus asa. Saat sarapan dengan mereka, saya mendengarkan terobosan-terobosan yang mereka inginkan di sekolah mereka. Wajah mereka terlihat semangat membahas platform teknologi yang cocok dan tidak cocok untuk mereka,” bebernya.

Mendikbud menambahkan, dengan penuh percaya diri, mereka memuji dan mengkritik kebijakan dengan hati nurani mereka.

“Di situlah saya baru menyadari bahwa pandemi ini tidak memadamkan semangat para guru, tapi justru menyalakan obor perubahan. Guru-guru se-Indonesia menginginkan perubahan, dan kami mendengar,” tukasnya.

Menurutnya, guru se-Indonesia menginginkan kesempatan yang adil untuk mencapai kesejahteraan yang manusiawi, akses terhadap teknologi dan pelatihan yang relevan dan praktis, kurikulum yang sederhana dan bisa mengakomodasi kemampuan dan bakat setiap murid yang berbeda-beda.

Selain itu, guru se-Indonesia menginginkan pemimpin-pemimpin sekolah mereka untuk berpihak kepada murid, bukan pada birokrasi. Guru se-Indonesia ingin kemerdekaan untuk berinovasi tanpa dijajah oleh keseragaman.

Untuk diketahui, sejak pertama kali dicetuskan, sekarang Merdeka Belajar sudah berubah dari sebuah kebijakan menjadi suatu gerakan. Contohnya, penyederhanaan kurikulum sebagai salah satu kebijakan Merdeka Belajar berhasil melahirkan ribuan inovasi pembelajaran.

Mendikbud menyatakan, gerakan ini tidak bisa dibendung atau diputarbalikkan, karena gerakan ini hidup dalam setiap insan guru yang punya keberanian untuk melangkah ke depan menuju satu tujuan utama, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Saya tidak akan menyerah untuk memperjuangkan Merdeka Belajar, demi kehidupan dan masa depan guru se-Indonesia yang lebih baik. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua guru se-Nusantara atas pengorbanan dan ketangguhannya. Merdeka Belajar ini sekarang milik Anda,” pungkasnya.

Pos terkait