Zeth Lekatompessy Berpulang: Katong Basudara, Bukan Cuci Darah

Zeth Lekatompessy (tengah) bersama Julius Bernhard Makatita alias Om Koko dan Glenn Fredly pada acara Konser Beta Maluku di Jakarta, 2010. (Foto Bakit Budaya Djarum Foundation)
Zeth Lekatompessy (tengah) bersama Julius Bernhard Makatita alias Om Koko dan Glenn Fredly pada acara Konser Beta Maluku di Jakarta, 2010. (Foto Bakit Budaya Djarum Foundation)

Laporan Rudi Fofid-Ambon

Malukuppost.com – “Keriput di tanganmu gambaran perjuangan. 😭😭😭😭😭. Slamat jalan Ke rumah Bapa surga Papa.. 😭😭 Dangke paleng banyaaaaaaaaaaa untuk samua kerja keras dan pengorbanan Papa par Katong anana cucu…seng bisa balas Papa eeeee 😭😭😭😭😭😭😭 cuma bisa bilang dangkeeeeeeeeeeeeeeeee….”

Demikian status facebook Larry Eduardo Lekatompessy, pagi ini, beberapa saat setelah ayahnya Sang Legenda Zeth Lekatompessy menghembuskan nafas terakhir. Zeth pergi setelah lama bertahan dengan kondisi kesehatan yang terus menurun, hingga jelang usia 82 tahun.

Kabar wafatnya pelantun “Kita Semua Bersaudara” dalam iklan televisi itu langsung merebak ke mana-mana. Komentar dan ekspresi perkabungan pun mengalir. Sekretaris Kota Ambon Agus Ririmasse, mantan Wali Kota Ambon Jopie Papilaja, penyanyi Andre Hehanussa, IAKN Ambon Symphony Orchestra, antara lain mengungkapkan rasa kehilangan. TVRI Maluku sudah langsung menyiarkan iklan dukacita.

BASUDARA BUKAN BASU DARA

Sosok seniman yang sering disapa Opa Zeth atau Bapa Teka dikenal punya kemampuan di atas rata-rata. Buktinya, ia bisa menjuarai lomba lagu tingkat lokal, nasional sampai internasional. Pada tahun 1976, dalam lomba Bintang Radio, ia menyabet juara pertama sedangkan Brury Marantika menjadi juara ketiga.

Daya gemerlap panggung ibukota menyedot banyak penyanyi dari daerah ke Jakarta, justru Zeth memutuskan pulang ke Ambon. Ia memilih jalan hidup di dunia musik. Berpuluh tahun ia ada di panggung populer dan bernyanyi di gereja.

Meskipun berkelas dunia dan sangat populer, Zeth tetap sederhana, rendah hati. Ia sangat telaten, disiplin, dan punya prinsip dalam bermusik. Zeth juga sangat detail untuk hal yang kerap dilupakan para penyanyi.

“Bernyanyi itu harus mengerti lagu secara keseluruhan, sampai ke kata-kata, sampai ke cara pengucapan. Misalnya, katong semua basudara. Ucap kata ‘basudara’ itu, hati-hati. Boleh nyanyi ‘ba-sudara’ tetapi jangan nyanyi ‘basu darah’. Kalau ‘basu darah’ itu namanya cuci darah,” paparnya beberapa kali.

Sampai berita ini disiarkan, belum diperoleh konfirmasi waktu dan tempat pemakaman, begitu juga bentuk acara pelepasan oleh pemerintah. (Malukupost)

Pos terkait