Monica Akihary Raih Anugerah Musik Jazz Paling Prestisius di Belanda

Monica1 jpg
Vokalis Boi Akih Monica Akihary saat konser anugerah Boy Edgar Prize di Bimhuis TV, Rabu (6/12)
(Foto Maarten Mooijman/bimhuis)

Laporan Rudi Fofid-Ambon

Malukupost.com – Penyanyi Monica Akihary mengakihi tahun 2023 dengan torehan emas.  Ia dianugerahi penghargaan musik jazz paling prestisius di Negeri Belanda, Boy Edgar Prize.   Penghargaan ini mengabadikan nama peniup terompet jazz legendaris Boy Edgar (1915-1980) dari Amsterdam.

Monica menjadi penyanyi berdarah Maluku pertama yang menerima Boy Edgar Prize.  Sejak penyelenggaraan tahun 1963 dengan nama Wessel Ilcken Prijs,  penghargaan semula ditujukan kepada penyanyi pendatang baru dan solois jazz muda yang potensial.

Tahun 1980, penghargaan ini berganti nama menjadi Boy Edgar Prize, dan diberikan sebagai penghargaan seumur hidup kepada insan-insan musik profesional.   Sebab itu, muncullah nama-nama tenar dan legendaris sebagai penerima penghargaan.

Sepanjang 43 tahun sejarah Boy Edgar Prize,  Monica menjadi perempuan keempat yang menjadi penerima penghargaan.  Tiga perempuan sebelumnya adalah vokalis Greetje Bijma (1990), gitaris dan komponis Corrie van Binsbergen (1997/1998) serta peniup saxofon dan komponis Tineke Postma (2015).

“Beta perempuan pertama dari warna kulit coklat,” ujar Monica.

Penyerahan penghargaan diberikan kepada Monica dalam suatu seremoni yang disiarkan langsung dari Studio Bimhuis TV, Rabu (6/12) pekan lalu.   Dewan juri Boy Edgar Prize  diketuai Cécile de Vos dengan anggota-anggota Shishani Vranckx, Marieke Meischke, Bart Maris, Mike Bindraban, Adri Braat, Raluca Baicu, dan Maite Hontelé.

Menurut Dewan Juri, Monica adalah seorang musisi yang terus membangun karya menarik selama bertahun-tahun dan bekerja dengan banyak mitra musik. Dia secara aktif mencari petualangan dalam kolaborasi ini – yang seringkali berani – dan tidak berhenti pada hal-hal yang merugikan.

“Dengan jalurnya sendiri yang terus dia ubah, dia mengejutkan para musisi dan penonton. Dia tidak hanya dapat dilihat di panggung dan festival jazz paling penting di Belanda, tetapi dia juga tahu bagaimana menampilkan dirinya secara internasional. Selama pertunjukan live, dia memberikan kesan mendalam sebagai seorang improvisasi dan pendongeng,” demikian paparan juri sebagaimana disiarkan Bimhaus TV.

Dalam catatan Bimhuis, Monica sebagai vokalis dan penulis lirik, secara aktif mencari kolaborasi dengan berbagai musisi dan penyair muda. Monica telah membentuk duo dengan nama Boi Akih dengan gitaris-komposer Niels Brouwer selama lebih dari dua puluh lima tahun dan tampil di seluruh dunia. Album studio kesepuluh mereka From and to Infinity baru-baru ini dirilis.

Dari Amsterdam, Rabu (14/12), Monica Akihary mengatakan kepada Malukupost.com,  dirinya tidak menyangka akan mendapat penghargaan tersebut.

”Beta senang terima penghargaan ini.  Ini penghargaan penting yang pernah beta dapat,” ujar musisi kelahiran Belanda keturunan asli Maluku tersebut. (Malukupost/Bimhuis/wikipedia)

Pos terkait