Soplanit : “Target kita, Tahun 2025 Negeri Soya Bebas Stunting Bisa Tercapai”
Ambon, MalukuPost.com – Pemerintah Negeri (Pemneg) Soya serius untuk menurunkan angka stunting di Negeri Soya, karena tergetnya di tahun 2025 Soya Bebas Stunting. Oleh karena itu, untuk mendukung rencana target tersebut, maka Pemerintah Negeri Soya menyelenggarakan kegiatan Kampanye Stunting kepada puluhan remaja putri (rematri).
Sekretaris Negeri Soya, Melky Soplanit menyatakan sunting merupakan salah satu persoalan yang benar-benar harus diperhatian dengan serius, karena stunting merupakan program dari pusat yang sedianya harus juga ditanggulangi secara bersama-sama sampai pada tingkat daerah dan desa/negeri/kelurahan bahkan pada lingkup RT dan RW.
“Jadi, sejak dini, para remaja khususnya remaja putri harus diberikan pemahaman mengenai apa itu stunting, penyebab stunting dan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan,” ujarnya saat membuka kegiatan kampanye stunting di aula SMP Negeri 10 Ambon, Dusun Kayu Putih, Negeri Soya, Rabu (04/09/2024).
Dijelaskan Soplanit, Pemerintah Negeri Soya tentunya tidak mungkin berjalan sendiri, tetapi perlu bersama-sama dengan semua stakeholder yang ada baik itu lembaga-lembaga kemasyarakat, PKK, para kader posyandu, LSM, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, lembaga adat dan lainnya.
“Dengan kerjasama semua pihak maka target kita untuk tahun 2025 Soya Bebas Stunting, pasti bisa tercapai,” tandasnya.
Menurut Soplanit, tujuan Kampanye Stunting bagi remaja putri ini adalah menginformasikan stunting, membangun komunikasi antar sektor untuk mempercepat penurunan angka stunting, mengedukasi tentang stunting untuk remaja.
“Selain itu memotivasi remaja dalam percepatan penurunan stunting dan meningkatkan komitmen dalam pemahaman stunting,” tegasnya.
Kegiatan Kampanye Stunting itu menghadirkan dua orang narasumber, yakni Dokter Irma Sihainenia dan Irma Lekatompessy. Keduanya memberikan penjelasan tentang pencegahan dan penanganan stunting sejak remaja.
Menurut Sihainenia, pencegahan stunting harus dipersiapkan sejak remaja, karena merupakan generasi yang berkualitas. Baginya, mencegah agar masalah stunting tidak akan muncul lagi. Pasalnya, kondisi stunting ditandai dengan gizi dan tinggi badan menurut umur.
“Anak stunting itu mempunyai tinggi badan lebih rendah dari standar anak untuk usia tersebut. Kita berharap pencegahan dilakukan sedini mungkin dari usia remaja,” katanya.
Sementara Lekatompessy menjelaskan remaja putri perlun diberikan kesadaran dan pemahaman yang benar tentang masalah stunting. Beberapa hal untuk dilakukan remaja untuk pencegahan stunting dianataranya mendidik terhadap diri sendiri, mengedukasi orang terdekat, bersikap asertif, yakni mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain
“Pencegahan stunting harus dilakukan secara bersama-sama. Kegiatan kampanye stunting ini merupakan langkah awal untuk menyelesaikan masalah stunting secara terpadu di Negeri Soya,” ungkapnya.
Kepala SMP Negeri 10 Ambon, Wineke Tuhumury juga memberikan motivasi kepada para siswi agar sungguh-sungguh untuk mengikuti kegiatan kampanye stunting, sehingga ketika kembali ke rumahnya dapat memberikan pemahaman kepada para orang tuanya agar mempersiapakan makanan-makanan bergisi dan menjaga kesehatan agar anak-anaknya tidak terkena stunting.
“Satu hal lagi yang saya mau katakan, jika ada teman-temanmu yang ukuran badannya pendek maka jangan dibully, karena belum tentu anak yang pendek itu dia stunting. Olehnya, dengarkan penjelasan dari narasumber dengan baik agar bisa ditindaklanjuti,” harapnya.