Kegiatan Aksi Bergizi Dorong Kemampuan Intelektual Generasi Muda

IMG 20241213 093959 scaled
Pj Bupati Maluku Tenggara Drs. Samuel E. Huwae, M.H. (foto: geraldo).

Langgur, MalukuPost.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara (Malra) lewat Dinas Kesehatan, melaksanakan kegiatan Aksi Bergizi Tahun 2024.

Kegiatan yang dipusatkan di SMP Negeri Unggulan Ohoijang Langgur itu, dibuka Penjabat (Pj) Bupati setempat Semual Huwae, Jumat (13/12/2024).

Sejumlah sekolah tingkat SMP ikut serta dalam kegiatan dimaksud, diantaranya SMP Kristen Anugerah, SMPN 11 Kei Kecil, SMP Satu Atap Dunwahan dan SMP Negeri Unggulan Ohoijang.

Huwae menjelaskan, kegiatan aksi bergizi yang dilaksanakan dinilai sangat penting dan strategis, karena relevan dengan isu nasional dan lokal yakni penanganan stunting secara Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI Periode 2024-2029.

Salah satu yang sudah dilaksanakan melalui berbagai bentuk uji coba pelaksanaan adalah berupa pemberian makanan siang gratis bergizi bagi anak sekolah.

“Tujuan mulia dalam program ini adalah mendorong kemampuan intelektual generasi muda Kita, menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Huwae.

Dalam konteks lokal, persoalan gizi juga memberikan kontribusi yang besar pada prevalensi stunting.

Menurut Huwae, stunting merupakan permasalahan kekurangan gizi yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama disertai penyakit infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan berada dibawah standar.

“Per Desember 2024 angka stunting kita turun menjadi 15,60 persen. Kita berharap melalui intervensi spesifik dan dan sensitif target stunting bisa mencapai 14% atau sesuai standar nasional,” terang Huwae.

Huwae menambahkan, faktor determinan lain yang berkontribusi terhadap stunting adalah anemia.

Anemia, lanjut Pj Bupati, merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk di Malra, yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut.

Berdasarkan Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023, Anemia terjadi pada anak usia 5-14 tahun sebesar 26,8% dan usia 15-24 tahun sebesar 32%. Hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia.

Lebih lanjut Huwae mengungkapkan, tingginya angka anemia, pemerintah melalui keputusan bersama empat menteri (Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Meteri Dalam Negeri RI) telah berkolaborasi untuk melakukan upaya pencegahannya melalui Gerakan Aksi Bergizi Nasional.

Salah satu bentuk kegiatan dari Gerakan Aksi Bergizi Nasional ini adalah Gerakan Remaja Puteri Minum Tablet Tambah Darah (TTD), yang diharapkan dapat mendayagunakan aktifitas fisik bagi Siswa Siswi SMP dan SMA, serta membiasakan sarapan bergizi seimbang sehingga dapat menghasilkan remaja puteri yang sehat, berprestasi, tidak Anemia yang akan melahirkan generasi yang sehat dan tidak stunting.

Suplementasi berupa Tablet Tambah Darah (TTD) yang diberikan, dengan aturan minum 1 (satu) tablet per minggu sepanjang tahun bagi remaja putri usia 12-18 tahun, kiranya menjadi komitmen seluruh siswa.

“Melalui kesempatan yang baik ini pula, saya minta para Guru kiranya membantu dan mengawasi pelaksanaannya. Saya juga mendengar laporan bahwa rangkaian Kegiatan Aksi Bergizi ini dilaksanakan dengan 4 intervensi utama, yakni Senam pagi atau aktivitas fisik bersama; Sarapan bersama dengan menu gizi seimbang; Konsumsi Tambah Darah (TTD); Edukasi kesehatan dan gizi,” tandas Huwae.

Implementasi program Aksi Bergizi tentunya diintegrasikan dengan TRIAS UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat.

Huwae menyatakan, sejalan dengan hasil intervensi tersebut, Gerakan Aksi Bergizi diyakini menjadi salah satu upaya strategis dalam meningkatkan kepatuhan komsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja puteri yang juga merupakan salah satu indikator layanan intervensi gizi spesifik dalam percepatan penurunan stunting.

“Saya berharap kegiatan ini dapat terlaksana secara berkesinambungan di sekolah, sebagai upaya meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan remaja, khususnya tentang pentingnya aktivitas, gizi remaja, serta mencegah anemia pada remaja putri, sehingga mendukung pencegahan stunting secara nasional,” pungkasnya.

Pos terkait