Laporan Rudi Fofid-Ambon
Ambon, Malukupost.com – Seorang bintang tenar bertabur ribuan kilowatt cahaya lampu konser, kilatan blitz, selalu jadi “highlight”, tetapi bisa turun ke bawah, ke kampung, lesehan, kaki isi, badan telanjang, makan papeda, dan sanggup melayani orang lain dengan “pekerjaan rendah”. Itulah Glenn Fredly Deviano Latuihamallo.
Glenn lahir di Jakarta, 30 September 1975. Masa kecil hingga dewasa dilalui di ibukota. Meskipun ayah-bunda asli Maluku, Glenn benar-benar tumbuh sebagai “anak Jakarta”.
Tragedi Maluku 1999 membuat Glenn terpukul. Dia bukan saja prihatin lalu melibatkan diri untuk proses perdamaian. Glenn juga berjuang menjadi Maluku sejati. Banyak cara dilakukannya untuk tidak kehilangan jati diri sebagai anak Maluku.
Berikut ini, beberapa “rahasia kecil” yang jarang terpublikasi berdasarkan pengalaman “jalan bersama” Media Online Maluku Post dan seniman Glenn Fredly pada berbagai kesempatan.
1. AIR MATA TUMPAH DI TULEHU
Sebelum riset dan syuting film “Cahaya Dari Timur: Beta Maluku” dilakukan, Glenn lebih dulu melakukan asesmen ke Tulehu. Selain bertemu Sani Tawainella, Glenn juga pergi bertemu Raja Tulehu John Ohorella.
Raja Ohorella berkisah, Tulehu sempat menjadi tertutup karena peristiwa 1999. Ia lantas membawa tim sepakbola Tulehu ke Hulaliu. Di sana, berlangsung pertandingan persahabatan Tulehu vs Hulaliu. Setelah itu, tim sepakbola Hulaliu juga datang ke Tulehu bermain bola di Lapangan Matawaru.
“Hulaliu itu Sarani, katong Tulehu ini Salam, tetapi Hulaliu dan Tulehu itu saudara gandong,” kata Raja Ohorella.
Mendengar kisah itu, Glenn tidak tahan. Dia menangis di hadapan Raja Ohorella.
“Luar biasa, Bapa Raja. Sepakbola untuk perdamaian,” ujar Glenn dengan suara parau dan mata basah.
2. MINUM AIR SUMUR
Glenn bermarga Latuihamallo, dan semua orang Maluku tahu persis, dia anak Negeri Porto, Saparua. Akan tetapi Glenn juga punya garis keturunan dari marga Noya di Hulaliu.
Ketika Glenn melakukan perjalanan pulang kampung ke Hulaliu untuk pertama kali, dia menemukan silsilah dirinya di Hulaliu. Glenn juga diantar ke sumur tua, yang sudah direnovasi.
Di sumur tua, Glenn mendapat penjelasan tentang sejarah sumur tersebut. “Leluhur kita semua minum dari sini. Air di sini pernah diteliti ahli Intitut Teknologi Bandung dan dinyatakan sangat laik sebagai sumber air minum, bebas dari material berbahaya,” kata seorang kerabatnya.
Glenn lantas mengambil jerigen potong yang dijadikan timba. Air dalam timba itu diminum beberapa teguk.
“Enak!” Kata Glenn singkat.
Glenn lantas mengambil air mineral dalam botol, ditumpahkannya ke tanah. Sebagian air dalam jerigen dimasukkan ke dalam botol.
“Bawa pulang ke Jakarta, to,” katanya.
3. TERTAWA SATU JAM
Meskipun sibuk, meskipun banyak urusan dengan jadwal padat, Glenn juga bisa menyediakan waktu untuk rileks. Salah satu cara untuk menghilangkan kepenatan adalah tertawa. Untuk bisa tertawa lepas, Glenn senang mendengar mop-mop Papua. Seorang pria Papua di Jalan Sabang Jakarta, selalu menjadi kawan tertawa. Pace itu bercerita, dan Glenn mendengar sambil tawa meledak-ledak.
Glenn juga sangat suka pada penyanyi kocak Roy Saklil. Kalau sudah ada Roy di sampingnya, maka semua topik serius ditinggalkan. Pernah Glenn berada di studio milik Dodie Latuharhary di kawasan Tebet. Usai “take vocal”, Glenn pamit hendak pulang. Roy Saklil mengantar sampai di tempat parkir. Glenn sudah duduk di belakang setir, mesin sudah hidup, tetapi Roy kemudian melepas sebuah cerita mop. Glenn tertawa terbahak-bahak. Ternyata mop demi mop mengalir dan selama satu jam, mesin dalam keadaan hidup, Roy terus bercerita, dan Glenn terus tertawa seperti di kampung-kampung, lengkap dengar ekor-ekor.
“Haha hae, huuu!”
4. MALUKU FOR PALESTINE
Walikota Ambon Richard Louhenapessy mengapresiasi kerja-kerja Pasukan Kuning yang dinilainya berjasa membawa Ambon meraih Adipura. Sejumlah anggota petugas kebersihan itu diberi hadiah liburan ke Bali. Sepulang dari Bali, mereka mendapat bonus makan malam dan foto-foto bersama para bintang film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku.
Dalam perjalanan ke rumah dinas walikota di Karangpanjang, Glenn sibuk terus membaca berita di media online. Sampai di Tugu Christina Martha Tijahahu, barulah Glenn menarik nafas panjang sambil tangannya memukul pahanya sendiri. Dia nampak sangat emosional.
“Kasihan, perempuan dan anak-anak di Palestina jadi korban militer Israel lagi,” ujarnya.
Ketika saya sebut Indonesia maupun Maluku terbelah, sebagian orang pro Israel, dan sebagian pro Palestina. Glenn langsung bereaksi.
“Ya, apa yang harus kita lakukan?” Tanya Glenn.
Saya usulkan kita bikin semacam malam solidaritas kepada para korban di Palestina. Kita doakan perdamaian di sana. Glenn langsung setuju.
Ketika acara di walikota sudah selesai sekitar jam 23.00 WIT, Pasukan Kuning sudah pulang, Chico Jerikho dan para bintang film Cahaya Dari Timur sudah mulai mengantuk, Glenn tiba-tiba menyela Walikota Louhenapessy.
“Pak Ris. Ini Opa Rudi ada usul kita bikin malam solidaritas untuk Palestina. Pertama, kita perlu solider kepada para korban. Kedua, media sosial ramai sekali pro-kontra, termasuk kita di Ambon,” kata Glenn.
Walikota langsung memanggil stafnya dan meminta menyiapkan acara bertema Maluku for Palestine di Gong Perdamaian. Besoknya, acara tersebut berlangsung megah. Chico Jerikho baca surat terbuka untuk perdana menteri Israel, Pendeta Jacky Manuputty menyampaikan orasi tentang apa yang sesungguhnya terjadi di Israel-Palestina, Glenn menyanyikan lagu perdamaian, bintang-bintang Cahaya Dari Timur secara estafet membacakan puisi karya penyair Palestina, dan Ustad Abidin Wakano menaikkan doa untuk perdamaian.
5. SUKA MASOHI
Sebagai anak yang dibesarkan di Jakarta, Glenn terus berjuang “menjadi Maluku”. Ia banyak membaca buku-buku Maluku karya Des Alwi, Adnan Amal, Andaya, maupun artikel apa saja tentang Maluku dalam format PDF yang dia dapatkan sendiri di internet.
Suatu ketika, sekembalinya dari perjalanan perdana ke Sawai di Seram Utara, Glenn bercerita tentang pengalaman di Sawai.
“Sawai itu luar biasa. Tempat pemandian alam yang indah. Air bening, segar, diberi tegel. Sayang sekali, banyak sampah plastik,” paparnya.
Glenn mengaku mengajak beberapa anak muda Sawai untuk sama-sama bersihkan sampah plastik di situ. Para muda antusias. Jumlah mereka yang kerja rame-rame sangat banyak. Sebab itu Glenn merasa perlu bertemu Bapa Raja karena dia harus melibatkan banyak anak muda di kampung.
Ternyata Raja Sawai dan nyora juga mendukung. Melalui pengumuman dan koordinasi cepat, langsung saja Sawai jadi meriah. Semua warga terlibat membersihkan lingkungan. Bukan hanya di kolam air tawar, tetapi seluruh areal pemukiman sampai di pantai-pantai.
“Raja, nyora, kaum muda, dan masyarakat semua terlibat,” ujar Glenn.
“Itulah masohi,” saya memberi komentar pendek, tetapi Glenn menyanggah.
“Bukan di Masohi, Opa. Ini di Sawai!” Ujarnya.
“Ya, itulah kerja Masohi,” kata saya lagi.
Glenn kembali menjelaskan, ini peristiwa di Sawai, bukan di Masohi.
Saya pun menjelaskan tentang arti kata “masohi”, lantas bagaimana Bung Karno memilih kata “masohi” menjadi nama Kota Masohi. Glenn terperanjat lalu tertawa terbahak-bahak.
“Bacaan beta belum tuntas,” ujarnya.
Sejak saat itu, Glenn gemar sekali menggunakan kata “masohi”. “Untuk membangun Ambon sebagai kota musik dunia, mari katong semua masohi,” itulah yang diucapkannya berkali-kali.
6. ATUR MAKAN MALAM
Di Rumah Beta, Amahusu, Glenn menerima seniman-seniman muda Ambon, dari kalangan hip-hop maupun sastra. Jumlahnya hampir 20 orang. Ketika semua sedang asyik diskusi, Glenn pamit ke kota, sendiri. Sekitar 30 menit, Glenn sudah kembali. Turun dari mobil, dia menjinjing dua plastik besar berisi bungkusan nasi kuning.
Nasi tersebut diaturnya di meja. Glenn pun mengeluarkan piring. gelas, sendok, dan mengatur sendiri di meja. Ketika semua sudah beres, Glenn datang menemui para muda yang asyik berdiskusi.
“Ayo, makan malam sudah siap. Mari katong makan dolo,” ajak Glenn.
Para muda kaget, bahwa artis setenar Glenn yang urusan makan minumnya di rumah selalu diurus keluarga, kini malah “turun” melayani anak-anak muda.
Hal serupa terjadi di dekat Filosofi Kopi, Blok M. Glenn dan Chico Jerikho dan sekitar sepuluh orang muda diajak Glenn makan nasi kuning Blok M.
Ketika selesai makan, Glenn mengambil piring lidi yang tersebar di beberapa tempat, sedangkan Chico Jerikho mengumpulkan gelas-gelas. Para muda yang menyaksikan hal itu tidak bisa bikin apa-apa. Sudah terlambat sebab dua bintang tenar itu, sudah turun tangan mengurus piring-gelas bekas makan-minum.
7. KASBI KUPAS
Usai tampil dalam sebuah acara nasional di Taman Budaya Maluku, Glenn kemudian terlibat percakapan ringan dengan para musisi Ambon. Seorang musisi senior tiba-tiba mengajukan gurauan yang mengejutkan Glenn.
“Bung Glenn, biar apa lae, tetapi maitua lama itu, memang kasbi kupas betul.”
Mendengar itu, semua orang tertawa. Glenn juga tertawa, sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangan.
Belum selesai dengan tembakan “kasbi kupas”, musisi tadi melancarkan tembakan kedua.
“Bung, ini katong saja. Kasbi kupas begitu, mengapa sampe pisah?”
Lagi-lagi Glenn menutup wajah dengan kedua belah tangan. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.
Glenn memang tidak pernah berkisah tentang masalah yang satu ini ke media massa.
“Itu komitmen kami berdua,” kata Glenn. (Malukupost.com)