Laporan Rudi Fofid-Ambon
Malukupost.com – Grup musik jazz Belanda Boi Akih meluncurkan album baru “Storyteller”, medio Desember 2020. Seperti album-album sebelumnya, kolaborasi Monica Akihary dan Niels Brower dengan siapa saja, selalu menggetarkan.
Boi Akih menggandeng Nippy Noya, Sekou Dioubate, Dodó Kis, dan Vernon Chatlein. Nippy Noya adalah musisi senior Belanda berdarah Maluku. Sudah beberapa kali, ia tampil bersama Boi Akih.
Dalam siaran pers yang diterima Media Online Maluku Post, Minggu (20/12), Boi Akih mengungkapkan, Storyteller adalah kisah dalam warna dan suara, kisah perjalanan penuh pertemuan tak terduga. Musik jazz modern dan musik tradisi berbagai belahan dunia diimprovisasi, menciptakan suara unik yang tidak biasa, namun dapat dikenali dan diakses sepenuhnya.
“Suara akustik dan lanskap suara elektronik menyatu dengan suara hangat Monica dalam bahasa Inggris dan Haruku,” ungkap Boi Akih.
Kolaborasi Boi Akih dengan peniup suling recorde Dodó Kis dan pemain kora Sekou Dioubate, disebutkan membangkitkan dunia sebab batas-batas, jarak tempat, waktu, dan tradisi tampaknya tidak ada lagi.
Menurut Boi Akih, Dodó Kis bergerak secara nomaden antara gaya dan tradisi musik rakyat Hongaria. Kedua musisi muda ini, kata Boi Akih, memberikan karakter yang benar-benar baru pada BOI AKIH melalui energi dan ide musiknya.
Album Storyteller atau Pendongeng direkam Oktober 2020, didahului persiapan hampir setahun. Niels Brouwer dan pemain kora Zoumana Diarra mengembangkan kora yang mencolok dan unik. Dengan perluasan yang cerdik, mereka membuat alat musik diatonis sesuai aslinya untuk karya eklektik Boi Akih.
“Namun di bulan Juli tahun ini, di tengah persiapan konser Storyteller pertama, sahabat kami Zoumana Diarra meninggal dunia. Storyteller hanya dapat dilanjutkan setelah Boi Akih menemukan pemain kora Sekou Dioubate yang mirip Zoumana Diarra. Sekou menggabungkan pengetahuannya tentang tradisi musik Afrika Barat dan mengintegrasikan berbagai pengaruh musik ke dalam permainannya,” jelas Boi Akih.
Sepuluh lagu dalam album Storyteller, seluruh liriknya ditulis Monica termasuk lima lagu berbahasa Aboru, Haruku. Judulnya Anin (angin), Au Pawahe (persepsi), Dry Land (daratan), Mahina (perempuan), dan Japala’a (gairah). Lagu Dry Land, hanya judulnya dalam Bahasa Inggris, tetapi isinya tetap dalam bahasa Aboru.
Lagu lain dalam Bahasa Iggris adalah Everything is Everywhere, Déjà vu, Imaginary journey, Lost souls, dan Design of stars and clouds.
Karakter musik Dry Land tidak asing bagi sejumlah warga Ambon yang menonton konser Boi Akih-Molukka Bamboowind Orchestra (MBO) di Tuni, tahun 2019. Hanya saja, efek suling bambu pada bagian intro yang ditampilkan di Tuni, diganti dengan eksplorasi vokal Monika dkk.
Secara total, CD Storyteller berdurasi total 56:51 menit. Selain sebagai vokalis, Monica juga bermain bass kalimba. Niels Brouwer memetik gitar tujuh senar, main akustik, dan gitar harpa.
Sekou Dioubate memainkan kora 35 senar, Dodó Kis mengambil peran pada suara soprano, pemain bass, suara alto, tenor dan paetzold.
Vernon Chatlein bermain perkusi dan vokal pada lagu Everything is Everywhere. Nippy Noya bermain perkusi pada enam lagu. Ada pula perkusi tambahan yang dimainkan Niels Brower dan Sekou Diobate pada seluruh lagu.
Seluruh komposisi musik dikerjakan oleh Niels Brouwer kecuali pada lagu Déjà vu, Niels Brouwer bekerja sama dengan Monica Akihary.
Berikut ini lirik-lirik lagu bahasa tana dalam album storyteller, yang dapat diakses pada link spotify.com, https://open.spotify.com/album/1xeX6FXOkiFjrUfmInwX3P?si=YETuvw3oSk6Xj-Dj_h1lTw:
ANIN
anin unu’e
talatô putui
sopa heke nusa
la’ilo ro’ehalo
hutu-rua tala’an riratè
hutu-rima timlôrô ata
kupu e malona mahina lani-no
hèrinè ira’e anin rèpè
AU PAWAHE
pawahe awina
mata mana hu hahai
sarihane warna rua
pawahe wa’a to
lalane leawale
sanailea sairua
pawahe kawaie
lalano horoile
sue sue palalano
pawahe malona
haleu patuluma
au pawahe,
au rita ape
wanono horoile
au sue palalano
DRY LAND
rupa rupa lala
ahusa la’u
uru’ele, ele waelo
lasan hatu’ele mete
ai waari
ume, Ume, Ume
MAHINA
Mahina nae wa’a to’o
Loto laino, riamatai
Kawa’e naolo, kawa’e naolo
Ami malaria paololo lailain
JAPALA’A
unita’i maru anga ló liné eti rima’mu
uku rima puna tunu’u
ma anána pékiro ahete sopa
wari telayi lala
kini eti esano
ma anána
au taha nanono ai seiya
(Malukupost.com)