Tiga Komunitas Ukulele Kian Bergetar Di Tanah Evav

tual
Sebagian anak-anak Tual Ukulele Lovers Community seusai berlatih (foto helena fofid)
Tibe One Ukulele dalam sebuah penampilan di Pelataran Gedung DPRD Maluku Tenggara (foto andrey jacob kerubun-bsne)
Tibe One Ukulele dalam sebuah penampilan di Pelataran Gedung DPRD Maluku Tenggara (foto andrey jacob kerubun-bsne)


Laporan Rudi Fofid-Tual

Malukupost.com – Bila Amboina Ukulele Kids Community (AUCK) sangat populer di kota manise, maka di Tanah Evav, terdapat tiga komunitas sejenis. Kehadiran mereka mulai menarik perhatian publik. Dua komunitas berkiprah di Langgur, Maluku Tenggara, sedangkan satu komunitas lagi bercokol di Kota Tual.

Peminat ukulele pun makin banyak, terutama anak-anak, remaja, hingga mahasiswa. Sekitar 200 peminat musik ukulele kini berhimpun pada komunitas Tibe One Ukulele dan Kei Islands Ukulele di Langgur, Maluku Tenggara, dan Tual Ukulele Lovers Community di Kota Tual.

Melalui ketiga komunitas, musik ukulele makin sering bergetar di gereja, di panggung kesenian, seremoni organisasi kemasyarakatan dan partai politik, maupun acara kekeluargaan.

Geliat musik ukulele di Tanah Evav tidak lepas dari inisiatif musisi Julia Ceci Manufury dan Yani Pattinasaranny. Julia lebih dulu mendirikan Tibe One Ukulele dan Kei Islands Ukulele di Langgur.
“Tibe One Ukulele ini untuk anak-anak, sedangkan Kei Islands Ukulele untuk kakak-kakak mereka yang SMA dan mahasiswa,” kata Julia.

Setelah Julia dengan dua komunitas ukulele yang berbasis di Jemaat GPM Anugerah, tiga bulan belakangan ini, menyusul Yani mendirikan Tual Ukulele Lovers Community. Saat ini di Tual Ukulele Lovers Community, terdapat 105 anak yang datang bergabung dan serius berlatih ukulele.

“Mereka penuh semangat. Satu-satunya masalah bagi kami adalah jumlah ukulele masih terbatas, baru 30 pucuk ukulele,” kata Yani kepada Media Berita Maluku Post di Tual, Kamis (15/4).

Menurut Yani, keterbatasan jumlah ukulele tidak membuat anak-anak patah semangat. Mereka kemudian dibagi dalam tiga kelompok latihan pada waktu yang berbeda.

Yani juga senang sebab mulanya, hanya dirinya bersama sang istri Medy Sumah menjadi pendiri sekaligus pelatih. Akan tetapi sekarang, pendampingan para musisi cilik ini ditopang musisi Michael Efruan dan Helmy Kolibonso. Dengan dukungan Michael, latihan anak-anak Tual Ukulele Lovers Community makin bersemangat.

Publik Maluku Tenggara dan Kota Tual ternyata antuasias menyaksikan anak-anak Evav bermain ukulele. Misalnya saat pementasan puisi bertajuk Jejak Sastra Teten Evav oleh Bengkel Sastra Nuhu Evav di Pelataran DPRD Maluku Tenggara, pekan lalu, dua kelompok ukulele dari Maluku Tenggara dan Tual mendapat respon ratusan penonton termasuk sejumlah pejabat daerah.

Vein Suikeno (10), siswa kelas 5 SD Negeri 4 Kota Tual adalah salah satu anggota Tual Ukulele Lovers Community. Dia mengaku senang bergabung di komunitas ukulele sebab bisa mengisi waktu dan menghilangkan rasa bosan.

“Dari pada bosan di rumah, lebih baik bermain ukulele,” kata Vein

Rekan Vein yakni Sarina Hanoatubun (9) yang duduk di kelas 3 SD Kristen 2 Tual mengaku bergabung ke komunitas sebab ukulele sangat bagus dan menyenangkan.

“Dengan ukulele, kita bisa bermain di gereja-gereja dan acara-acara,” ungkap Sarina.

Vein, Sarina, dan ratusan anak-anak Evav adalah aktor-aktor yang ikut mendenyutkan kembali getar ukulele di tanah Evav, yang sejatinya sudah nyaris dilupakan.

Di tangan para pelatih yang sabar, setiap hari Vein dan Sarina mendapat kawan baru, yakni anak-anak yang diantar orang tuanya untuk mendaftar menjadi anggota komunitas ukulele. (malukupost.com)

Pos terkait