Ziva Jambormias Bersinar di AWMUN X, Kenalkan Tenun Tanimbar dan Diplomasi Budaya

WhatsApp Image 2025 02 23 at 12.38.52
Malam penganugerahan Best Dressed Delegate (foto ist)

Saumlaki, MalukuPost.com – Malam itu, aula megah di jantung kota Kuala Lumpur berpendar dengan warna-warni kain tradisional dari berbagai penjuru dunia. Namun, satu sosok mencuri perhatian: seorang remaja asal Kepulauan Tanimbar, Michaylla Ziva Jambormias, yang anggun mengenakan tenun khas Tanimbar.

Nadia Manuputty, ibunda Ziva melalui telepon selulernya, Minggu (23/2/2025) menyatakan, hiasan burung cenderawasih bertengger megah di kepalanya, mempertegas keindahan dan makna dari busana yang ia kenakan.

Ziva tak hanya tampil memesona, tetapi juga menyampaikan narasi budaya yang kaya. Baginya, busana ini bukan sekedar estetika, melainkan refleksi sejarah, identitas, dan kebanggaan masyarakat Tanimbar.

Tidak mengherankan, dalam ajang Asia World Model United Nations (AWMUN) X yang berlangsung pada 14-17 Februari 2025, Ziva dianugerahi gelar runner-up Best Dress (Pemenang Kedua dalam Kategori Busana Terbaik).

Asia World Model United Nations X (AWMUN X) adalah konferensi Model United Nations (MUN) internasional yang diselenggarakan oleh International Global Network (IGN). Acara ini berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, dan diikuti oleh lebih dari 600 delegasi dari berbagai negara.

AWMUN X menyediakan platform bagi para pemuda berusia 15-25 tahun untuk memperluas jaringan, berbagi perspektif tentang isu-isu politik dan ekonomi global, serta mengembangkan keterampilan kepemimpinan, diplomasi, dan public speaking. Selain sesi komite yang intensif, konferensi ini juga menawarkan berbagai kegiatan seperti tur kota Kuala Lumpur dan gala dinner, memberikan pengalaman yang komprehensif bagi para peserta.

WhatsApp Image 2025 02 23 at 12.38.29
Ziva dianugerahi gelar runner-up Best Dress

Kain yang Berbicara Tentang Sejarah

Menurutnya, Tenun Tanimbar bukan hanya kain, tetapi warisan nenek moyang yang menyimpan kisah panjang hubungan maritim, pertukaran budaya, dan kearifan lokal. Motifnya mencerminkan nilai-nilai keberanian, harmoni dengan alam, dan identitas masyarakat adat yang telah diwariskan lintas generasi.

Ketika Ziva melangkah di atas panggung AWMUN, ia membawa lebih dari sekedar keindahan tekstil. Ia membawa pesan tentang keberlanjutan budaya.

“Saya ingin dunia tahu bahwa di timur Indonesia ada kebudayaan luar biasa yang belum banyak dikenal,” ujar Ziva dengan penuh kebanggaan melalui telepon genggamnya.

WhatsApp Image 2025 02 23 at 12.38.56

Soft Diplomacy: Tanimbar di Mata Dunia

Partisipasi Ziva dalam AWMUN menunjukkan bagaimana budaya dapat menjadi alat diplomasi yang kuat.

Dalam forum yang diikuti lebih dari 375 pemuda dari berbagai negara, Tanimbar tak lagi sekadar titik di peta, tetapi hadir sebagai sebuah cerita yang hidup.

Dengan pendekatan soft diplomacy, Ziva memperkenalkan Maluku tanpa perlu pidato panjang, cukup dengan keanggunan dan pesan yang tersirat dari kain yang ia kenakan.

Sebagai puteri berdarah Tanimbar (desa Arma, kecamatan Nirunmas) dari ayahnya, almarhum Richard Jambormias, Ziva memahami bahwa warisan leluhur adalah aset yang berharga. Tanpa harus berbicara panjang, ia telah menjadi duta budaya yang efektif bagi daerahnya.

WhatsApp Image 2025 02 23 at 12.38.59

Dukungan bagi Generasi Muda

Keberhasilan Ziva seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Kepulauan Tanimbar, untuk lebih aktif mendukung generasi muda dalam membawa budaya mereka ke panggung global. Anak-anak muda seperti Ziva adalah aset berharga yang, secara tidak langsung, telah menjadi duta budaya dan pariwisata Maluku.

Dengan semakin banyaknya keterlibatan anak muda dalam forum-forum internasional, harapan untuk mengenalkan budaya dan pariwisata daerah semakin terbuka. Maluku tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga memiliki warisan budaya yang berpotensi besar menjadi daya tarik wisata.

Ajang seperti AWMUN X hanyalah awal dari perjalanan panjang bagi para duta budaya muda seperti Ziva. Dengan langkah kecilnya, ia telah membawa nama Tanimbar ke panggung dunia.

Seperti ungkapan yang kerap terdengar di tanah kelahirannya: “Upu Yesus namfutar” (Semoga Tuhan Yesus memberkati langkah ini ke arah yang lebih besar).

Pos terkait