Rehatta Target Tahun 2024/2025 Soya Bebas Stunting

stunting soya
Aktifitas kader posyandu bersama Kader Pembangunan Manusia Negeri Soya dan petugas Puskesmas Kayu Putih untuk melakukan pengukuran tinggi anak, penimbangan balita dan anak.

Ambon, MalukuPost.com – Raja Negeri Soya, John L. Rehatta menyatakan Pemerintah Negeri menargetkan di tahun 2024 hingga 2025 daerah itu sudah bebas anak stunting dan kurang gizi. Hal tersebut disampaikan Raja Negeri Soya, John. L. Rehatta dalam siaran pers yang diterima media ini, Rabu (02/08/2023).

“Stunting sudah menjadi program nasional yang wajib dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah hingga Pemerintah Desa/ Negeri/ Kelurahan. Pasalnya, hal dimaksud berkepentingan juga untuk pemkembangan bangsa dan negara ini kedepannya,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima media ini, Rabu (02/08/2023).

Menurut Rehatta, Pemerintah Negeri Soya sudah melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanganan stunting selama kurang lebih 3 (tiga) tahun. Dan dalam kurun waktu tiga tahun tersebut setidaknya sudah terlihat hasilnya, yang dengan menurunnya angka jumlah anak stunting di negeri soya.

stunting soya2
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dilakukan Kader Pembangunan Manusia (KPM) Negeri Soya kepada anak balita yang terindikasi stunting dan kurang gizi

“Upaya-upaya pencegahan dan penanganan anak stunting kita lakukan dengan memberikan makanan tambahan khusus stunting bagi anak-anak di Negeri Soya yang tercatat beresiko stunting dan kurang gizi. Puji Tuhan, sampai dengan tahun 2023 ini jumlah anak stunting di Negeri Soya sudah turun signifikan,” ungkapnya.

Rehatta menandaskan, hal itu tak terlepas dari peran semua pihak yang turut membantu Pemeirntah Negeri Soya dalam melakukan pencegahan dan penanganan stunting di negeri ini, baik itu dari pihak puskesmas, PKK Negeri Soya, PKK Kecamatan, para Kader Posyandu hingga Kader Pembangunan Manusia.

“Banyak pihak yang terlibat dan kami libatkan dalam upaya penanganan stunting di Negeri Soya yang tentunya saya tidak bisa sebut satu per satu. Tapi semua sangat membantu dan hasilnya bisa kita lihat saat ini jika anak stunting di Negeri Soya pada 2022 kemarin berjumlah 21 anak, namun sekarang,” katanya.

“Dari total jumlah balita dan sebanyak 732 anak di negeri soya, pada triwulan I tahun 2023 turun menjadi sembilan anak dan pada triwulan II tahun 2023 tersisa tujuh anak saja. Ini sebuah pencapaian yang luar biasa,” katanya lagi.

Rehatta menambahkan, PMT (Pemberian Makanan Tambahan) khusus bagi anak terindikasi stunting dan kurang gizi di Negeri Soya dilakukan setiap bulan berjalan ditambah lagi dengan PMT bagi balita yang mengunjungi posyandu-posyandu untuk melakukan penimbangan.

“Kita berharap, dengan gizi ibu yang baik maka dapat membantu memastikan bayi sehat sejak lahir dan mencegah berat badan lahir rendah dan stunting. Selain itu, pemberian Makanan Pendamping ASI yang tepat dan sesuai rekomendasi dapat membantu mencegah stunting, serta memperkenalkan kebiasaan makan sehat,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, Ketua TP-PKK Kecamatan Sirimau, Amela Rizki Pelu saat Pelantikan Peningkatan Kapasitas Kader posyandu Negeri Soya, beberapa waktu lalu mengemukakan upaya pencegahan sunting.

Amela menekankan pada tanggung jawab para kader posyandu di Negeri Soya yang harus bisa memahami tugas pokok dan fungsinya sebagai kader posyandu balita, yang tentunya membutuhkan pemehaman yang sangat baik, sehingga pelayanan di posyandu juga dapat berjalan sesuai dan tepat sasaran.

stunting soya3
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dilakukan Kader Pembangunan Manusia (KPM) Negeri Soya kepada anak balita yang terindikasi stunting dan kurang gizi

“Kalau kader-kader posyandu sudah paham benar dan bisa memberikan pemahaman kepada orang tua, maka saya yakin kedepannya di Negeri Soya tidak ada anak stunting atau gizi kurang,” tandasnya.

Dijelaskan Amela, stunting bisa dikatakan sebauah kondisi yang gawat dan sudah menjadi keadaan darurat nasional. Pasalnya, satu dari tiga anak di Indonesia menderita stunting. Itu akibat dari kurangnya pemahaman orang tua terhadap sstunting dan pola asuh yang kurang benar terhadap anaknya.

“Terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting. Pertama, Pola Makan. Kedua, Pola Asuh dan ketiga, Sanitasi dan Akses Air Bersih,” harapnya

Seperti diketahui, stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Pos terkait