Tual, MalukuPost.com – Insiden penyerangan antara anggota Brimob dan Polres pecah di Tual.
Peristiwa yang memalukan itu terjadi disaat umat Kristiani lagi khusyuk beribadah di hari Minggu, (28/7/2024) malam.
Entah apa yang ada di dalam benak dan sanubari anggota Brimob dan Polres Tual ini, sehingga adu tembak di depan Gereja Maranatha Un Kota Tual.
Bak perang antar gangster dalam film, dua satuan yang seharusnya jadi contoh dan teladan sekaligus pelindung masyarakat ini mempertontonkan aksi tidak terpuji itu.
Rekaman video yang beredar luas di jagat maya, memunculkan reaksi antipati hingga kecaman warga terhadap dua satuan yang terhormat itu. Warganet meminta Kapolda Maluku hingga Kapolri untuk segera tuntaskan peristiwa yang memalukan ini.
Aksi bak preman itu mendapat perhatian serius Dewan Pengurus Cabang (DPC) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kota Tual.
Ketua DPC setempat, Adrian Koljaan, saat dihubungi MalukuPost.com menyatakan penyesalan dan keprihatinan terjadinya peristiwa dimaksud.
“Selaku Ketua GAMKI, saya menyatakan keprihatinan yang mendalam atas peristiwa yang terjadi antara anggota Brimob dan Kepolisian (Polres Tual),” kata Adrian di Tual, Senin (29/7/2024) malam.
Keprihatinannya itu bukan tanpaa alasan, mengingat kondisi Kota Tual maupun Maluku Tenggara (Malra) beberapa waktu terakhir ini muncul banyak sekali gejolak (bentrok) antara warga.
Adrian mengatakan, kepolisian yang notabenenya bertugas untuk menjaga serta memelihara keamanan dan ketertiban, memberikan perlindungan serta pengayoman kepada masyarakat, justru terlibat bentrok.
“Kalau sampai sesama aparat keamanan yang katong harapkan sebagai pengayom serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat sudah bentrok, lalu daerah ini mau dibawa kemana?,” tandas Adrian.
Adrian berharap, pimpinan institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri), baik Kapolri hingga Kapolda serta jajarannya untuk segera menyelesaikan permasalahan ini
“Ini kan masalah internal dalam tubuh Polri, jadi kami harap secepatnya ada langkah konkrit penyelesaian, agar tidak mempermalukan institusi,” terangnya.
Ia juga menyesali peristiwa tembak-menembak itu terjadi di depan Gereja Maranatha, dimana jemaat tengah beribadah.
“Saya sesalkan juga kenapa harus ada tembakan pada saat umat Kristiani sementara beribadah. Aksi saling tembak-menembak di depan Gereja ini menunjukan tindakan yang tidak mencerminkan tugas dan fungsi mereka sebagai pengayom masyarakat,” tegasnya.
Untuk itu, DPC GAMKI Kota Tual menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Tual (khususnya para pemuda) agar tidak terpancing ataupun ikut campur dengan kondisi yang terjadi.
“Kita percayakan kepada pimpinan Polri untuk menyelesaikan masalah ini. Katong orang Kei ini punya fangnanan (kasih sayang) itu tinggi, dimana persoalan yang terjadi dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan,” pungkas Adrian.