Tinju Maluku: 15 Tahun 4 Peraih 104 Medali Telan Janji Manis

tinju

Catatan Rudi Fofid-Ambon

PETINJU Maluku Julius Lumoly membuat status facebook yang tidak biasa, Rabu (28/8) siang ini. Sambil perlihatkan foto sepatu sebelah yang sobek, dia memberi keterangan dari plesetan lagu Hetty Koes Endang. “Janji tinggal janji, parlente jalan terus. Derita anak-anak Maluku”. Ada sebuah emotikon di tengahnya.

Julius dkk petinju Maluku saat ini sedang berada di Jakarta untuk persiapan PON. Dia belum dapat dihubungi namun curahan isi hatinya kali ini, mengingatkan ucapan serupa yang sudah lama terdengar di kalangan masyarakat olahraga. Petinju Ellyas Pical pun sewaktu masih amatir, pernah melontarkan hal yang sama.

Meskipun Julius hanya tampilkan sepatu sobek, semua sudah tahu. Julius pasti menyindir hal lebih besar dari sekadar sepatu. Dalam catatan Malukupost.com, Julius sudah tiga kali tampil di PON, sehingga PON 2024 adalah PON keempat baginya dalam kurun waktu 16 tahun. Dari tiga penampilan di PON, Julius pernah meraih medali perak (2012), perunggu (2016), dan emas (2020).

Membicarakan Julius secara sendiri, sangatlah tidak lengkap. Ada tiga nama lain yang tidak terpisahkan. Mereka sungguh senasib sepenanggungan. Ketiga petinju itu adalah Ralin Lumoly, Novi Sahuleka, dan Stevi Nicolebu. Novi boleh disebut sebagai pelanjut tradisi jawara tinju dari Bumi Saparua, sedangkan ketiga rekannya pelanjut tradisi tinju Tanah Seram. Lebih-lebih, keempatnya bernaung di bawah bendera Sasana Nunusaku Boxing Camp.

Julius Lumoly, Ralin Lumoly, Novi Sahuleka, dan Stevi Nikolebu adalah empat bintang Maluku yang bersinar. Mereka malang-melintang di atas ring tinju lokal, nasional, dan internasional. Medali emas, perak, dan perunggu sudah mereka raih. Sesuai hitungan Malukupost.com, secara akumulasi, keempat petinju sudah meraih sekurangnya 104 medali sepanjang karier yakni 61 emas, 17 perak, 26 perunggu.

Deretan prestasi itu membuat pemerintah provinsi Maluku dan Pemkot Ambon merekrut mereka menjadi pegawai honor. Julius dan Ralin menjadi Satpol PP Pemkot Ambon sejak 2009, sedangkan Novi dan Stevi sejak 2011. Novi di Pemprov Maluku, sedangkan Stevi di Pemkot Ambon.

Hati Julius, Ralin, Novi, dan Stevi sempat berbunga-bunga. Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu pernah menjanjikan pengangkatan menjadi PNS. Benar, sejumlah atlet kemudian menjadi PNS namun bukan Julius dkk. Mereka terpaksa bersabar.

Ketika Gubernur Ralahalu diganti Said Assagaff, janji menjadi PNS terdengar lagi. Namun janji tinggal janji, PNS dan NIP hanya mimpi. Assagaff turun, para petinju tidak naik jadi PNS. Lagi-lagi mereka harus bersabar dan tidak bikin ulah macam-macam. Bahkan mereka kian bersinar di ring tinju.

Nasib para petinju yang “tagantung lama” ini membuat Gubernur Maluku Murad Ismail “murka”. Murad mengumpat pemimpin daerah yang tidak becus terhadap anak-anak berprestasi. Ternyata, sampai Murad Ismail selesai masa jabatan, keempat bintang tetap topu dada hela nafas panjang. Sabar.

Ralin Lumoly lahir di Lohiatala, 12 Januari 1984. Sepanjang karier sebagai petinju sejak 2003 sampai 2019, pernah menyabet 29 medali yakni 21 emas, 2 perak, dan 6 perunggu. Ralin praktis menjadi raja dan the killer di kelas bulu/57 kg. Apalagi dalam Kejuaraan Tinju Piala Walikota Ambon, sejak 2003-2011 Ralin delapan kali menjadi juara tidak terkalahkan di kelas bulu.

Julius Lumoly lahir di Lohiatala, 3 Februari 1990. Jika Ralin memulai debutnya pada usia 19 tahun, Julius lebih dini. Pada usia 15 tahun, Julius sudah menyabet medali emas kelas terbang/51 kg Kejuaraan Tinju Piala Walikota Ambon tahun 2005. Tujuh tahun Julius berjaya di sini, yakni empat kali menyabet medali emas kelas terbang dan tiga kali emas kelas bantam.

Secara total, Julius sudah meraih 35 medali yakni 23 emas, 5 perak, dan 7 perunggu. Salah satu medali emasnya diraih tahun 2011 dalam Kejuaraan Arafura Games di Darwin. Julius tiga kali ikut PON dan selalu bawa pulang medali. PON terakhir di Papua, Julius mempersembahkan medali emas kelas bulu untuk kontingen Maluku. Kini, Julius akan menghadapi PON yang keempat baginya. Sedangkan Ralin menjadi asisten pelatih tim tinju Maluku.

Novi Sahuleka lahir di Haria, 25 November 1989. Dia pun pertama tampil di Kejuaraan Piala Walikota Ambon tahun 2006 dan langsung meraih medali emas. Sepanjang karier, Novi telah mengumpulkan 19 keping medali yakni 7 emas, 6 perak, dan 6 perunggu. Ada dua medali yang mengesankan yakni medali perunggu PON Papua dan medali perunggu Arafura Games di Darwin. Saat ini, Novi pun sedang bersiap untuk PON Medan.

Stevi Nikolebu lahir di Lohiatala, 21 April 1990. Seperti Julius dan Novi, dia pun tampil di ring dalam usia remaja 15 tahun. Bersaing dengan senior-senior, beberapa kali Stevi kalah di semifinal dan hanya merebut medali perunggu.

Stevi pernah bertinju di beberapa kelas yakni bulu, bantam, ringan, dan walter ringan. Lima kali Stevi masuk final kejurnas tinju yakni dari tahun 2005 sampai 2009. Dari situ, dia meraih tiga medali emas dan dua perak. Medali paling berkesan adalah emas kelas ringan/60 kg pada Arafura Games di Darwin tahun 2009. Secara total, Stevi telah mengoleksi 21 medali yakni 10 medali emas, 4 perak, dan 7 perunggu.

Julius, Ralin, Novi, dan Stevi adalah empat petinju yang tetap bertahan di bawah panji-panji Maluku. Mereka pernah digoda untuk pindah membela bendera provinsi lain, sebagaimana puluhan petinju Nunusaku yang sudah hijrah ke luar Maluku. Mereka cinta mati pada tanah kelahiran mereka. Busu-busu, Maluku jua. Sayang sekali, cinta mereka yang penuh dan tulus, baru dibalas separuh hati.

Semoga gubernur dan walikota baru kelak menimbang bintang-bintang Maluku yang pernah berjasa bagi daerah dan negara termasuk keempat petinju. Keempat petinju ini sudah naik ring sejak remaja pranggang. Kini mereka sudah menjadi suami untuk istri masing-masing dan ayah bagi anak-anak mereka. Menjadi PNS bukan sekadar apresiasi bagi mereka tetapi juga memberi kepastian bahwa jalan olahraga adalah sebuah jalan terang di Maluku, bukan jalan gelap.

Penulis adalah wartawan Malukupost.com

Pos terkait