Waspadai Gelombang Tinggi Wilayah Perbatasan Maluku

gelombanglaut 1
Ambon, Maluku Post.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon mengimbau penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut, termasuk masyarakat pesisir agar mewaspadai gelombang tinggi di wilayah perbatasan Maluku pada beberapa hari ke depan.

“Gelombang mencapai lima meter berpeluang terjadi di perairan kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), kepulauan Babar dan pulau Leti, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang secara geografis berbatasan dengan Timur Leste,” kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon George Mahubessy, dikonfirmasi, Kamis (14/5).

Begitu pun, laut Arafuru dan laut Aru, Kabupaten Kepulauan Aru yang dekat dengan Australia.

Tinggi laut serupa juga terjadi di laut Banda, Kabupaten Maluku Tengah.

Sedangkan tinggi gelombang mencapai tiga meter di laut Banda, perairan pulau Ambon, laut Buru dan laut Seram.

Dia mengakui, tingginya gelombang laut itu dipengaruhi hembusan angin kencang yang kecepatannya melebihi 35 KM/jam meliputi Kota Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, Kepulauan Aru, MTB dan MBD.

Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat (SBB), Seram Bagian Timur (SBT), Buru dan Buru Selatan kecepatan angin dibawah 25 KM/jam.

Karena itu, masyarakat pesisir jangan memaksakan diri melaut sehubungan peringatan dini yang telah diteruskan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan kabupaten dan dua kota.

“Jangan memaksakan diri berlayar sekiranya kondisi cuaca ekstrim. Langkah ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah laut,” tegas George.

Dia juga mengharapkan para bupati dan wali kota agar mengimbau perusahan penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut untuk memperhatikan perubahan cuaca secara ekstrim sehingga tidak memaksakan diri berlayar.

Dalam kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan pesawat atau kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan. (ant/MP)

Pos terkait